September 2013

Monday 23 September 2013

HARI-HARI BESAR ISLAM


Sebagai umat Islam sudah sewajarnya jika kita mengetahui hari-hari besar Islam dan asal-usul nya. Didalam Agama Islam Ada 8 hari Besar Yaitu :
1 Muharam (hari pertama tahun Hijriyah)
10 Muharam (disebut juga hari Asyura)
12 Rabiul Awal (hari kelahiran Nabi Muhammad SAW)
27 Rajab (Hari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW)
15 Sya’ban
17 Ramadhan (Malam Nuzulul Qur’an)
1 Syawal (Hari Raya Idul Fitri)
10 Zulhijjah (Hari Raya Idul Adha)

Konsep Kufur Menurut Aliran Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariah, dan Maturidiah


Para Mutakallimin selalu mengaitkan persoalan iman ini dengan kufur. Persoalan-persoalan kufur timbul dalam sejarah bermula dari tuduhan kufurnya perbuatan sahabat-sahabat yang menerima arbitrasi sebagai penyelesaian perang Siffin. Selanjutnya persoalan hukum kafir ini bukan lagi hanya orang yang tidak menentukan hukum dengan al-Quran, tetapi juga orang yang melakukan dosa besar, yaitu murtakib al-kabair sehingga melahirkan perbedaan pendapat tentang murtakib al-kabair ini,[1] apakah masih tetap mukmin atau sudah kafir, yaitu keluar dari Islam? Bagaimanakah kedudukan mereka di dunia dan di akhirat? Apakah orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka atau adakah kemungkinan keluar dari neraka dan masuk syurga?

Konsep Iman Menurut Aliran Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, Asy’ariah, dan Maturidiah


Para Mutakallimin secara umum merumuskan unsur-unsur iman terdiri dari al-tasdiq bi al-qalb; al-iqrar bi al-lisan; dan al-‘amal bi al-jawarih. Ada yang berpendapat unsur ketiga dengan istilah yang lain: al-‘amal bi al-arkan yang membawa maksud melaksanakan rukun-rukun Islam.[1]
Perbedaan dan persamaan pendapat para mutakallimin dalam konsep iman nampaknya berkisar di sekitar unsur tersebut. Bagi Khawarij antaranya mengatakan pengertian iman itu ialah, beriktikad dalam hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.[2]

Fungsi Akal dan Wahyu Menurut Aliran Mu’tazilah, Asy’ariah, dan Maturidiah


Kata akal berasal dari bahasa Arab (اْلعَÙ‚ْÙ„ ) yang berarti faham dan mengerti. Hampir semua ayat dalam Al-Qur’an yang berhubungan  dengan akal menggunkan verba (kata kerja), dalam 1 ayat menggunkan ‘aqaluh ( عَÙ‚َÙ„ُوهُ ), ta’qilun ( تَعْÙ‚ِÙ„ُونَ ) 24 ayat, na’qil ( Ù†َعْÙ‚ِÙ„ُ ) 1 ayat, ya’qiluha ( ÙŠَعْÙ‚ِÙ„ُÙ‡َا ) 1 ayat dan ya’qilunÙŠَعْÙ‚ِÙ„ُونَ  ) 22 ayat, yang menjelaskan bahwa kata ‘aqala mengandung arti mengerti, memahami dan berpikir.[1]

Saturday 14 September 2013

Perlindungan Hukum Terhadap Anak pada Tahap Persidangan


TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah                :    Perlindungan dan Pemberdayaan Hak Anak
Dosen Mata Kuliah     :    Nurhasanah R, S.E.,S.Pd.I.,M.Pd

MAKALAH

Perlindungan Hukum Terhadap Anak pada
Tahap Persidangan

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Perlindungan dan Pemberdayaan Hak Anak

OLEH
KELOMPOK IV
1.      Sukmawati             (11 31 016)
2.      Irmasari                (11 31 006)
3.      Iriani                     (11 31 008)
4.      Ardiana                 (12 31 003)
5.      Kasmira                (12 31 020)
6.      Marhati                 (12 31 024)
7.      Marlina                 (12 31 029)
8.      Santi Aris               (12 31 0   )

PENDIDIKAN GURU RAUDATUL ATFHAL (PGRA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-GAZALI BONE
2012/2013

Perlindungan Hukum terhadap Anak pada Tahap Pemasyarakatan


TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah                :    Perlindungan dan Pemberdayaan Hak Anak
Dosen Mata Kuliah     :    Nur Hasanah, SE

MAKALAH

Perlindungan Hukum terhadap Anak pada
Tahap Pemasyarakatan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Perlindungan dan Pemberdayaan Hak Anak
OLEH
KELOMPOK V
1.      Hardianti               (11 31 019)
2.      Hasnidar               (11 31 018)
3.      Sarwah                  (11 31 012)
4.      Nurlindawati         (12 31 011)
5.      Nurtanni                (12 31 016)
6.      Herna                    (12 31 025)
7.      A. Marlina             (12 31 028)
PENDIDIKAN GURU RAUDATUL ATFHAL (PGRA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-GAZALI BONE
2012/2013

Friday 13 September 2013

PENERAPAN METODE BERCERITA DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar  Belakang
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng, yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.
Di Taman Kanak-kanak bercerita adalah salah satu metode pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak TK sesuai dengan tahap perkembangannya. Sedangkan metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak.

PENGEMBANGAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI CERITA GAMBAR SERI


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
 Perkembangan berfikir anak usia Taman Kanak-kanak atau pra sekolah sangat pesat. Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurung usia nol sampai usia pra sekolah. Masa usia Taman Kanak-kanak dapat disebut masa peka dalam belajar. Dalam masa-masa ini segala

POLA ASUH ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN PERILAKU SOSIAL ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam proses tumbuh kembang menjadi manusia, anak mulai dibentuk kepribadiannya oleh keluarganya. Pembentukan kepribadian anak diperoleh melalui proses sosialisasi di dalam keluarga yang berlangsung dalam bentuk interaksi antara anggota keluarga. Pemberian perlakuan oleh orangtua kepada anaknya menekankan pada bagaimana mengasuh anak dengan baik. Pada umumnya perlakuan orang tua di

Thursday 12 September 2013

Thursday 5 September 2013

TAHAPAN PERKEMBANGAN BERMAIN




PIAUD STAI AL-GAZALI BONE. Pada umumnya para ahli hanya membedakan atau mengkatergorikan kegiatan bermain tanpa secara jelas mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.
a. Jean Piaget
Adapun tahapan kegiatan bermain menurut Piaget adalah sebagai berikut:
1) Permainan Sensori Motorik (± 3/4 bulan – ½ tahun)
Bermain diambil pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum 3-4 bulan yang belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan bermain. Kegiatan ini hanya merupakan kelanjutankenikmatan yang diperoleh seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Jadi merupakan pengulangan dari hal-hal sebelumnya dan disebut reproductive assimilation.

DINASTI AL-MURABITUN


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan Bani Ziridiyah (tahun 1148 M) dan Hammadiyah (tahun 1152 M), kemudian muncul penguasa baru yaitu al-Murabithun. al-Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan keagamaan yang muncul pada awal pertengahan abad ke-5 Hijriyah, dipimpin oleh seorang tokoh agama dari Qairawan bernama Abdullah ibn Yasin.[1]

MODEL PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


A.      Pendahuluan
            Anak usia dini menurut UU No 20 tahun 2003 anak yang berusia antara
 0 sampai 6 tahun adalah berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Hasil konvensi Jenewa tahun 1979 aspek –aspek yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah aspek motorik, bahasa, sosial, emosi, kognisi, moral dan kepribadian. Banyak pertanyaan bagaimana mengajarkan anak agar semua aspek perkembangan itu dapat terstimulasi dengan baik. Dalam rangka mengoptimalkan  pencapaian tujuan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan aspek