ISLAM

Showing posts with label ISLAM. Show all posts
Showing posts with label ISLAM. Show all posts

Saturday, 8 March 2014

PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI




Diskursus rnengenai kontribusi pendidikan Islam dalam upaya pengembangan sumber daya insani yang purna dan komprehensif serta konrtibusinya dalam upaya pengentasan masalah kemanusiaan pada umumnya, tentulah tidak dapat dilepaskan dan pembicaraan yang objektif mengenai kedudukan dan posisi pendidikan Islam dalam konstelasi dunia pendidikan pada umumnya. Secara konsep pendidikan Islam diyakini memiliki kemampuan untuk mempersiapkan sumber daya insani yang kaffah dan tangguh dalarn setiap perkembangan zaman termasuk dalam menghadapi tantangan zaman dewasa ini yang ditandai dengan derasnya arus globalisasi yang menterpa semua negara dan bangsa di dunia.
Salah satu dampak langsung globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan bidang ini terus berlangsung bahkan pada abad ke-21 ini telah terjadi loncatan penting. Penemuan dan penciptaan ilmiah muncul silih berganti dan makin kerap, melipat dua setiap lima tahun. Proses globalisasi juga memunculkan perkembangan dalam industri. Perkembangan industri menuntut penemuan dan inovasi-inovasi baru bagi produk industri, kehadiran laboratorium-laboratorium bagi penelitian hasil-hasil temuan teknologi untuk dipasarkan, tuntutan kehadiran para ilmuwan yang mempunyai kemampuan berpikir analitik dan saintifik serta kemampuan riset dari yang sederhana ke yang kompleks. Kemampuan untuk terus berinovasi semacam itu jelas memerlukan jawaban konkret dunia pendidikan.
Selain itu, di era global ini manusia seolah telah menjadi satu komunitas yang saling pengaruh mempengaruhi antara satu sama lain. Karena itu, kehidupan global menuntut penguasaan teknologi informasi yang merupakan faktor penting bagi eksistensi suatu komunitas, bangsa dan bahkan ummat. Adanya berbagai penemuan dalam bidang toknologi informasi dan komunikasi menyebabkan kekuasaan negara dalam arti teritorial menjadi semakin kabur. Teknologi informasi dan komunikasi juga dapat berpengaruh secara luas dalam bidang pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Kita saat ini, misalnya, dapat juga memanfaatkan suatu proses pendidikan yang bersifat maya (virtual) yang belum pernah ada sebehmmya. Hal ini membawa implikasi bahwa pendidikan Islam harus mampu mempersiapkan generasi ummat menjadi komunitas yang unggul (khaira ummah) dalam menghadapi kehidupan global yang semakin lama semakin menggantungkan diri pada teknologi informasi dan komunikasi.
 Oleh karena tidaklah salah bila dikatakan bahwa kelangsungan hidup suatu bangsa tanpa kecuali  dihadapkan pada kemampuan interaksinya dengan memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi tersebut dalam percaturan antarbangsa. Dan itu pulalah sebabnya banyak pandangan yang menyatakan bahwa globalisasi yang melanda masyarakat dunia saat ini selain membuka peluang-peluang (opportunities) yang besar untuk pengembangan potensi juga merupakan tantangan (threats) bagi setiap bangsa untuk bagaimana tetap dapat eksis dan bahkan berkembang di tengah-tengah perubahan yang cepat.
Mencermati perkembangan peradaban manusia sebagaimana dipaparkan di atas, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan motor penggerak utama anrus globalisasi, maka jika tidak ingin menjadi korban gelombang besar dunia, maka peran yang harus dilakukan sektor pendidikan, khususnya pendidikan Islam adalah menyiapkan para lulusan yang memiliki kemampuan sains dan teknologi yang handal serta dikawal oleh keimanan dan ketaqwaan. Karena era global yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, ironisnya, mengabaikan nilai-nilai moral dan agama, yang disebabkan kecenderungan dunia modern ke arah rasionalisme, materialisme, pragmatisme, positivisme yang menyebabkan manusia modern mengalami krisis moral dan spiritual.
Tantangan zaman modern, bagaimanapun menuntut respon yang tepat dari sistem pendidikan Islam secara keseluruhan. Jika suatu masyarakat bangsa atau ummat tidak ingin hanya sekedar survive di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat tetapi juga berharap mampu tampil di depan, maka reorientasi pemikiran mengenai pendidikan Islam, dan. restrukturisasi sistem dan kelembagaan, jelas merupakan keniscayaan. Cara pandang yang menganaktirikan ilmu pengetahuan dan teknologi tampaknya tidak bisa dipertahankan lagi.
Mencapai semua itu tentu tak semudah mengatakannya. Hal ini disebabkan karena posisi pendidikan Islam kita secara real saat ini masih menunjukkan adanya berbagai kelemahan yang karenanya pula membuat dunia Islam belumlah mampu menyejajarkan diri apalagi unggul dalam percaturan modern global. Agaknya kita tak perlu menutup bahwa problem besar yang dihadapi dunia Islam adalah masalah mutu pendidikan. Dalam kaitan ini agaknya kita harus dapat menerima kenyataan bahwa berdasarkan berbagai laporan jurnal internasional mengenai mutu pendidikan tidak satupun negara Islam masuk dalam ranking papan atas, dan bahkan sebagian besarnya berada pada urutan papan bawah, Dan terkait dengan itu pula indeks mutu sumber daya manusia (Human Development Indeks) serta negara-negara Islam juga berada pada peringkat yang belum membanggakan. Walaupun demikian sehagai ummat yang memiliki potensi besar, dunia Islam optimis akan dapat mencapai cita-cita besar.
Kita melihat bahwa untuk mampu berkompetisi dalam percaturan global, dunia Islam sudah barang tentu. tidak boleh lagi mengabaikan upaya serius bagi pembenahan secara sistematis dan substantive dalam berbagai aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan sektor pendidikan. Dan pembenahan itu agaknya tidak lagi dapat ditunda-tunda dan bahkan harus dilakukan secara akse dan terukur yang kesemuanya itu diorientasikan pada peningkatan pencapaian mutu kompetitif para lulusan lembaga-lembaga pendidikan Islam pada semua tingkat dan jenjang.
Upaya pembenahan sebagaimana disebutkan diatas diakui bukanlah sesuatu yang mudah tapi cukup berat kalau tidak mau dikatakan sangat berat mengingat kondisi real yang dihadapi dan yang dialami oleh dunia pendidikan khusunya pendidikan Islam sebagainiana yang digambarkan di atas. Kondisi tersebut masih diperparah pula oleh aspek diluar pendidikan Islam tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan pendidikan Islam. Katakanlah diantaranya adalah aspek ekonorni, sosial budaya dan politik yang pada umumnya belum dapat menunjang dan berpihak kepada penguatan pendidikan Islam pada berbagai belahan dunia Islam. Oleh karena itu agaknya ada benarnya pandangan yang menyatakan bahwa bila pendidikan Islam ingin masuk dalam kancah persaingan global maka upaya peningkatan kapasitas dan standar mutu merupakan keniscayaan. Dan hal ini sudah barang tentu akan melibatkan upaya pembenahan dan bahkan perombakan yang intensif dan substantive terhadap semua komponen yang terkait dalam sistem pendidikan. Hal ini sudah jelas akan mendorong pelaku pendidikan Islam untuk tahap yang paling awal melakukan semacarn “pembedahan” yang komprehensif terhadap semua aspek yang berkaitan denga penyelenggraan pendidikan.
Untuk menyebutkan sebagian tanpa mengecilkan aspek lainnya duna pendidikan Islam perlu memberikan perhatian pada aspek-aspek mulai dari reorientasi konsep, restrukturisasi sistem dan kelembagaan, sampai pada rekonseptualisasi epistemologi ilmu pengetahuan yang berdampak pada perubahan dan pengembangan kurikulum, penguatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, kepemimpinan dan manajemen pendidikan serta aspek-aspek lainnya yang bersifat teknis dan operasional.

PERANAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM




Setelah diuraikan sejauh mana pentingnya pengembangan pendidikan Islam dengan menyoroti keberadaan pendidikan Islam dalam koteks pembentukan manusia seutuhnya. Demikian pula usaha yag dapat dilakukan dalam rangka pengembangan pendidikan Islam tersebut, yang tentunya menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk para pemuda dan pelajar.
Maka dalam bagian ini akan diuraikan sejauh mana keterlibatan pemuda maupun pelajar dalam usaha pengembangan pendidikan Islam. Dengan kata lain aktivitas apa yang tidak dilaksanakan oleh para pemuda maupun pelajar islam yang berorientasi pada pengembangan pendidikan Islam.
Pemuda dan pelajar sebagai kelompok atau bahagian yang tak terpisahkan dalam sistem kemasyarakatan. Masalah- masalah apa saja yang dihadapi oleh masyarakat di mana pemuda dan pelajar itu hidup (berada), menjadi masalah pemua dan pelajar itu juga, dalam hal ini pemuda dan peljar harus ikut bertanggung jawab untuk memecahkan persoalan yang dihadapkan oleh masyarakatnya.
Dalam mengamati partisipasi atau keikut sertaan pemuda dan pelajar dalam era pembangunan dewasa ini sudah tidak dapat disangsikan lagi diberbagai sektor pembangunan baik dalam wujud material maupun di bidang spiritual sudah terjangkau oleh tangan-tangan remaja.
Partisipasi aktif pemuda dan pelajar dalam berbagai kehidupan pada hakekatnya merupakan tuntutan dari perkembangan pemuda dan pelajar itu sendiri, seperti diketahui bahwa proses pemuda dan pelajar itu berkembang dengan adanya dan muncul perkembangan pada pertumbuhan jiwa sosial dan keagamaan serta rasa solidaritas yang tinggi.
Dalam hal ini Dr. Zakiah Darajat mengungkapkan :

Perhatian dan minat pemuda dan pelajar terhadap kepentingan masyarakat sangat besar. Kesusahan dan penderitaan orang dalam masyarakat akan menyebabkan mereka merasa terpanggil untuk membantu atau memikirkannya.[1]
Pertumbuhan jiwa sosial itulah yang menyebabkan pemuda dan pelajar senantiasa mendapatkan status yang pasti dalam masyarakatnya. Pemuda dan pelajar berusaha membawakan peranan-peranan sosial dan keagamaan dalam masyarakatnya.
Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan partisipasi aktif pemuda dan pelajar di dalam menunjang kesuksesan pembangunan di bidang mental spritual, khususnya dalam pengembangan pendidikan Islam, maka penulis akan menggunakan data-data secara terurai terhadap bidang usaha yang diperogramkannya, data-data ini penulis angkat dari penagamatan langsung maupun melalui wawancara dengan dengan berbagai informan yang ada di kab. Bone.
Usaha–uasaha yang diprogramkan dalam hal pengembangan pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
1.  Di lingkungan sekolah (pendidikan formal)
Dari pengamatan penulis dapat mengetahui diantara pendidik dalam bidang studi Agama Islam mayoritas dari kalangan Pemuda dan pelajar itu sendiri, baik yang diangkat berdasarkan surat Keputusan, maupun yang semata-mata ingin mengabdikan diri dalam rangka usaha pengembangan pendidikan Islam. Pendidik dan guru yang rata dari kalangan pemuda dan pelajar umumnya diambil dari tammatan ssekolah-sekolah Islam.
2.  Di lingkungan masyarakat (pendidikan non formal).
Aktifitas pemuda dan pelajar dalam hal pengembangan pendidikan Islam di lingkungan masyarakat antara lain adalah :
a.      Mendirikan wadah pada beberapa masjid yang dikenal dengan istilah "Remaja Masjid", wadah remaja ini mempunyai kegiatan di bidang sosial dan keagamaan. Diantara kegiatan yang dilakukan oleg remaja masjid adalah:
1.      Mengadakan latihan dan praktek keagamaan, seperti praktek wudhu', tayammum dan shalat.
2.      Mengadakan latihan dasar-dasar kepemimpinan dalam Islam.
3.      Mengadakan ceramah-ceramah keagamaan, terutamadalam bulan suci Ramdahan.
4.      Menghafal ayat-ayat suci al-Qur'an.
5.      Mengadakan bimbingan bahasa arab.
b.      Pembentukan kelompok-kelompok pengajian yang disponsori oleh pemuda dan pelajar.
Kegiatan-kegiatan yang menonjol terutama mengadakan ceramah da'wah Islamiyah dengan mengundang da'i yang terkenal atau yang berbobot.
c.       Pembentukan wadah kepramukaan.
d.     Pembentukan karan taruna yang sasaran utamanya aksara Arab.
3.  Di lingkungan keluarga (pendidikan in formal).
Di lingkungan keluarga juga pemuda dan pelajar jugsa berperan dalam pengembangan pendidikan Islam. Pemuda dan pelajar mengajar adik-adiknya membaca al-Qur'an disamping memberikan dasar-dasar agama secara praktis. Bahkan ada dikalangan pemuda dan pelajar mengambil inisiatif membuka pengajian dasar al-Qur'an di rumahnya. Keseumuanya itu tentunya mempunyai dampak positif bagi usaha pengembanagn pendidikan Islam.
Demikianlah pemaparan beberapa fakta-fakta yang menunjukkan keterlibatan kalangan pemuda dan pelajar dalam hal pengembangan pendidikan Islam. dari data yang penulis dapatkan kemudian kemukakan terlihat bahwa keterlibatan pemuda dan pelajar dalam usaha pengembangan pendidikan Islam, telah meliputi lingkungan in formal, formal dan non formal. Hal ini menunjukkan kebutuhan kita dan urgensi dari eksistensi peranan pemuda dan pelajar dalam hal konteks pengembangan pendidikan Islam.


[1] Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Cet.IV; Jakarta; Bulan Bintang, 1976),h.148

USAHA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM




Telah diungkapkan  bahwa sampai saat ini pendidikan Islam masih perlu penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut dalam berbagai faktor, baik di bidang sarana maupun parasarananya masih perlu dibenahi dan ditata sedemikian rupa. Sehingga menjadi modal bagi  pengembangan insan-insan yang berkeperibadian yang utama.
Untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang masih perlu dibenahi, maka dapat dikemukakan di sini, antara lain:
1.      Di bidang sarana ; yakni penyempurnaan kemampuan tenaga tehnis berupa guru-guru, alat-alat pelajaran dan pengajaran, metode pendidikan, organisasi dan administrasi dan sebagainya.
2.      Di bidang parasarana ; yakni penyempurnaan gedung sekolah, fasilitas-fasilitas lainnya termasuk perpustakaan, musallah dan sebagainya.
Faktor-faktor yang penulis kemukakan di atas pada hakekatnya merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan Islam di Indonesia, tanpa adanya faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan hambatan pelaksanaan pengajaran dan pendidikan Islam.
Untuk itu, perlu adanya usaha-usaha sebagai tindak lanjut untuk mengembangkan pendidikan Islam. Ada pun usaha-usaha untuk mengembangkan pendidikan Islam tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah cq. Departemen agama, tetapi menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk para orang tua dan pemuda serta pelajar itu sendiri.
Mengenai usaha – usaha untuk mengembangkan pendidikan Islam antara lain     :
1. Di bidang parasarana pendidikan Islam :
a.      Pengadaan gedung-gedung,. Di sekolah Islam ini menjadi tugas pokok pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama; namun tidak menututp kemungkinan bagi badan-badan swasta untuk mengembangkan dan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam.
Seperti diketahui bahwa salah satu tugas pokok Departemen Agama yaitu: "Penambaham sarana yang dipergunakan dan diperlukan bagi pengembangang kehidupan keagamaan termasuk pendidikan Islam".
b.      Pengadaan pasilitas pendidikan Islam, seperti :
Musallah, perpustakaan, ruangan peraktek bahasa dan ruangan laborotorium dan lain- lain.
2. Di bidang sarana pendidikan Islam
a.      peningkatan kemampuan tenaga pendidik, salah satu hambatan terhadap pendidikan Islam dewasa ini adalah karena kurangnya tenaga kerja yang cakap dan terampil. Kendatipun suda ada lembaga- lembaga pendidikan yang berorentasi pada usaha menelorkan tenaga- tenaga pendidikan Islam, namun hasil cetakannya belum dapat diandalkan. Bahkan masih perlu adanya usaha yang mengarah kepada peningkatan mutuh guru- guru sebagai tenaga propesional dalam tugas didik mendidik ini. Dalam hal ini perlu adanya semacam penataran, kursus- kursus dan lain yang mengarah kepada usaha tersebut.
b.      Pembenahan metode pendidikan Islam termasuk alat pendidikan dan pengajaran lainnya.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program pendidikan dan pengajaran, akhlak, penerapan metode mengajar yang tepat. Metode yang biasanya diterapkan dalam mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama hanya metode ceramah atau ceritra, padahalmetode ini masih perlu dilengkapi atau diselingi dengan metode yang lain.
c.       Penyempurnaan isi kurikulum pendidikan Islam
Semakin dirasakan sekarang bahwa isi kuriklum pendidikan Islam sudah perlu disempurnakan, sehingga benar-benar relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman dengan demikian kelak anak didik setelah menyelesaikan pendidikan dapat menunjkkan identitasnya sebagai seorag muslim sejati.
Dr. Zakiah Darajat mengatakan bahwa :

Agar kurikulum suatu sekolah, hendaknya disusun untuk menghadapi tuntutan masa remaja dan untuk membantu mereka dalam menghadapi persoalan yang sedang terjadi, atau yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.[1]
Demikian,lah unsur- unsur yang perlu dibenahi dalam usaha pengembangan pendidikan Islam. Unsur- unsur yang disebutkan itu adalah unsur- unsur yang menyangkut lingkungan pendidikan formal. Disamping itu dalam lingkungan masyarakat usaha- usaha yang dapat dilakukan dalam mengembangkan pendidikan Islam antara lain beberapa pengembangan kelompok- kelompok pengajian, teraining kepemimpinan Islam, latihan- latihan dakwah, pendidikan menghapal al- Qur'an, kelompok pengajaran bahasa arab, dan lain- lain.


[1] Zakiah Darajat, Problem Remaja di Indonesia, (Cet.III; Jakarta; Bulan Bintang, 1978), h.219

MANFAAT PENDIDIKAN ISLAM




Pada uraian terdahulu telah dipaparkan bahwa keberadaan pendidikan Islam dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya mempunyai andil yang cukup besar, disebabkan karena pendidikan Islam merupakan suatu wahana yang beroreantasi pada pembentukan insani yang berkepribdian muslim, sebagai manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Dalam pada itu Islam sungguh progresif dan dinamis untuk membawa para penganutnya untuk maju disetiap sektor kehidupan.islam adalah agama yang jauh sekali orientasinya dan jauh pandangannya ke masa depan. Mengingat umur manusia relatif singkat, tentunya dalam masa hidupnya banyak masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan. Oleh karena itu, ia harus membekali diri dengan pengetahua yang banyak dan terampil, terutama dalam kehidupan di masa teknologi canggih ini.
Sehubungan dengan hal tersebut Islam menghendaki agar setiap individu muslim belajar seterusnya, tanpa mengenal batas umur, dan kalau perlu sampai seumur hidup. Hal ini telah diperintahkan oleh Rasulullah saw melalui salah satu haditsnya yang berbunyi ;
أطلب  العلم  من  المهد  الى  اللهد.
Artinya:          Tuntutlah ilmu pengetahuan ssejak dari ayunan samapi ke liang lahad (sejak kecil sampai ian meninggal dunia)  .[1]
Hadits tersebut menuntut kepada setiap orang agar manusia senantiasa belajar dan menuntut ilmu pengetahuan sejak kecil hingga dewasa, bahkan sampai ia meninggal dunia sesuai dengan kesanggupanya, baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
Dengan menyadari keberadaan pendidikan Islam yang demikan pentingnya, maka seyogyanyalah jikalau pendidikan Islam itu menjadi fokus perhatian kita sekalian, dalam arti kata berusaha untuk mengembangkannya.
Hal ini dimaksudkan dengan pengembangan pendidikan Islam sebagai usaha untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan Islam. Namun pengembangannya tidak hanya diarahkan kepada salah satu sektor tertentu saja, tetapi harus menyeluruh kepada beberapa faktor yang mempunyai peranan dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam.
Faktor-faktor yang dimaksud antara lain; faktor tenaga pengajar, faktor kurikulum, faktor tujuan, faktor penilaian, faktor sarana dan parasarana pendidikan Islam dan faktor lainya.
Perlu dijelaskan di sini bahwa kendatipun keberadaan pendidikan Islam di Indonesia merupakan pendidikan yang sudah tua, namun ketuanya itu belum menamppakkan hasil-hasil yang dapat dibanggakan terutama dalam dekade terakhir ini, bahkan dapat dikatakan mengalami kemunduran khususnya dari segi kwalitas.
Menurut seorang pengamat ahli pendidikan Islam, bahwa pendidikan Islam di Indonesia bagaikan musafir saja dalam arti belum menemukan kestabilan sesuai dengan kedewasaan dan ketuaan umurnya, terjadinya hal yang demikian disebabkan karena adanya beberapa faktor, antara lain faktor tujuan pendidikan Islam itu sendiri yang sampai saat ini masih kabur, demikian pula faktor kurikulum yang dipergunakan di sekolah-sekolah yang melaksanakan pendidikan Islam itu sendiri yang sampai saat ini masih kabur, demikian pula faktor kurikulum yang dipergunakan di sekolah-sekolah yang melaksankan pendidikan Islam sampai sekarang ini belum ada keserasian. Menurut beberapa ahliterjadi ketiak serasian kurikulum pendidikan Islam disebabkan pencampur bauran antara pengertian pendidikan dengan pengertian pengajaran, demikian pula bercampur antara pengertian Islam dengan teori-teori keagamaan. Selanjutnya tantangan pendidikan Islam yaitu ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap.[2]
Tantangan pendidikan Islam yang penulis ketengahkan di atas tentunya harus ditangani sedini mungkin oleh semua pihak, terutama bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan Islam. Sebenarnya menjadi tanggung jawab bagi kita semua bagaiman membebani dan menata unsur-unsur atau faktor-faktor yang berperan dalam proses pendidikan Islam, sehingga mutu (kwalitas) anak didik yang dihasilkan oleh pendidikan Islam itu benar-benar dapat dibanggakan.
Drs. H. M. Arifin M. Ed mengatakan bahwa :

Mengingat pelaksanaan dan tujuannya yang begitu luas itulah maka pendidikan agama memerlukan perbaikan mutuh baik perasarana maupun sarananya.[3]
Apa yang diungkapkan oleh Drs. H. M. Arifin M. Ed tersebut di atas, adalah merupakan motivasi dari pihak-pihak berwenang dalam bidang pendidikan Islam untuk lebih serius memikirkan alternatif pemecahannya tiada lain yang lebih kurang dalam hal ini adalah ummat Islam dan pemerintah cq. Departemen agama.


[1] Ahmad Al-Hasymy, Muhtarun Al-haditsun Nabawiyah. (Cet VI; Qairo; Mat'bah Hijazi, 1984), h. 156
[2] Berlian Samad, Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam, (cet.I; Bandung ; PT Al-Ma'arif, 1981), h. 101-107  
[3] M. Arifin M. Ed. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga dan Sekolah, (Cet.I; Jakarta; Bulan Bintang, 1975), h. 118