DINASTI AL-MURABITUN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan Bani Ziridiyah (tahun
1148 M) dan Hammadiyah (tahun 1152 M), kemudian muncul penguasa baru yaitu al-Murabithun.
al-Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan keagamaan yang muncul pada
awal pertengahan abad ke-5 Hijriyah, dipimpin oleh seorang tokoh agama dari
Qairawan bernama Abdullah ibn Yasin.[1]
Nama Al-Murabithun diambil dari nama tempat belajar yang
dibangunnya di negeri Niger (Senegal) sebelah barat suku Lamtunah yang disebut ribath.
Mereka juga disebut dengan al-Mulaththimun, karena tradisi mereka
memakai litham (semacam tudung atau cadar) di bagian muka mereka untuk
melindungi diri dari terik matahari dan cuaca dingin.
Setelah berhasil memasukkan pengaruhnya di antara suku-suku
Sanhaja, Abdullah ibn Yasin tidak hanya mengajarkan agama Islam dan membimbing
peribadatan mereka saja, tetapi juga menghimpun dan melatih mereka menjadi satu
kekuatan untuk melakukan jihad melawan orang-orang kafir. Setelah itu suku-suku
Judalah, Missufah, Lamtunah, Mahmunah, Tikalatah dan daerah-daerah sekitarnya
berhasil dikuasai. Pada giliran berikutnya, al-Murabithun mulai mengarahkan
pergerakannya dari keagamaan semata-mata menjadi pergerakan politik dan
kemiliteran. Urusan politik dan administrasi keuangan dipegang langsung oleh
Abdullah ibn Yasin, sedangkan urusan kemiliteran dipercayakan kepada Yahya ibn
Umar, salah seorang murid setianya dari suku Lamtunah.[2]
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis akan
memaparkan pembahasan tentang Dinasti al-Murabithun; sejarah berdirinya,
perkembangannya, dan keruntuhannya, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
sejarah berdirinya dinasti al-Murabithun?
2.
Bagaimana
perkembangan dinasti al-Murabithun?
3.
Bagaimana latar
belakang kemunduran dan keruntuhan kekuasaan dinasti al-Murabithun?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Berdirinya Dinasti Al-Murabithun
Murabithun atau al–Murawiyah
merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Murabithun atau Almoravid adalah dinasti Berber yang berasal dari Sahara dan menyebar di wilayah
Afrika Barat-Laut dan semenanjung Iberia selama abad ke-11.
Dibawah dinasti Moor, kekaisaran ini terbentang dari Maroko, Sahara
Barat,
Gibraltar, Tlemcen (di Aljazair), Senegal, Mali, Spanyol dan Portugal.1
Nama al- Murabithun (yang secara
harfiyah artinya adalah orang-orang yang tinggal di benteng tapal batas)
berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati ribat
(benteng) di mulut sungai Senegal, dan dari sini prajurit-prajurit iman
menyebarkan bentuk Islam yang sederhana dan fundamentalis melalui Sudan barat.2 Asal-usul dinasti ini dari Lamtunah,
salah satu dari suku Sanhaja, Mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang
bercadar).
Pada abad ke-11 pemimpin Sanhaja,
Yahya bin Ibrahim, melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Dan sekembalinya dari
Arabia, ia mengundang Abdullah bin Yasin seorang alim terkenal di Maroko, untuk
membina kaumnya dengan keagamaan yang baik, kemudian beliau dibantu oleh Yahya
bin Umar dan saudaranya Abu Bakar bin Umar. Perkumpulan ini berkembang dengan
cepat , sehingga dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut.3
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin
dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya sampai ke Wadi Dar’ia, dan kerajaan Sijilmasat (tahun 447 H/1055M),4 yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin.
Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia (tahun 448 H/1056 M),5
jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan
daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan
selanjutnya menyerang suku Berghwata yang menganut paham bid’ah. Wilayah
selatan Maroko, Negara Sus, Aghmat dan Berghwata dapat ditaklukkan tahun 452 H.6 Dalam penyerangan ini Abdullah bin
Yasin wafat (1059 M). Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan secara penuh
dan ia berhasil mengembangkannya, dan dari sini pula diyakini sebagai awal dari
sistem kesultanan.7
Abu Bakar berhasil menaklukkan
daerah Utara Atlas Tinggi dan akhirnya ia dapat menaklukkan daerah Marrakech
(Maroko). Kemudian ia mendapat berita bahwa Buluguan, Raja Kala dari Bani
Hammad mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja.
Mendengar berita itu ia kembali ke Sanhaja untuk menegakkan perdamaian. Setelah
berhasil memadamkan, tahun 453H ia menyerahkan kekuasaanya kepada Yusuf bin
Tasyfin, sedang ia sendiri mengembara di Sahara sampai wafatnya tahun 480 H.
Tahap Murabithun sebagai Negara agama secara formal dimulai saat Yusuf ibn
Tasyfin memimpin murabithun dengan pemerintah layaknya sebuah Negara.8
Pada tahun 1062 M, Yusuf bin Tasyfin
mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil menaklukkan Fez (1070 M) dan
Tangier (1078 M). Pada tahun 1080-1082 M, ia berhasil meluaskan wilayah sampai
ke Al Jazair. Dia mengangkat para pejabat al-Murabithun untuk menduduki jabatan
Gubernur pada wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.9
Dinasti ini mengambil Marakesh
menjadi ibukota Murabithun dengan kekuasaan meliputi wilayah Maroko hingga
Spanyol. Hubungan dinasti dengan kekhalifahan Abbasiyah sangat erat bahkan
mereka sangat loyal terhadap kekhalifahan Abbasiyah dan tunduk pada
kekuasaannya dengan tidak memakai gelar Amir al-Mukminin yang merupakan gelar khalifah
di Baghdad. Menurut Yusuf ibn Tasyfin khalifah di Baghdad lah satu-satunya yang
berhak atas gelar itu. Hal ini disebabkan nasab mulia yang ada pada mereka
sebagai penguasa Makkah dan Madinah sedang Yusuf hanya sebatas juru dakwah
mereka.10
Sebagai negara atas dasar agama,
Yusuf ibn Tasyfin yang memerintah 453-500 H tetap konsisten dalam berjihad
memberantas kemungkaran yang terjadi di kalangan internal kekuasaan Islam atau
peperangan yang dikobarkan oleh pihak Kristen. Dalam soal memberantas kemungkaran
internal masyarakat Islam, ketika melihat perilaku Muluk al Thawaif yanmg
bermewah-mewah dengan harta yang diambil dari pajak memberatkan rakyat, Yusuf
menyarankan mereka untuk berbuat baik. Ketika mereka menolah, kecuali Ibn Ibad,
akhirnya Yusuf menyerang kota-kota mereka satu-persatu dan menguasai Andalusia
tahun 459 H tunduk pada pemerintahan dinasti Murabithun di Afrika Utara. Sedang
perilaku politik negara agama Murabithun yang dilakukan oleh Yusuf terhadap
orang Kristen adalah dengan melakukan penyerangan terhadap mereka.11
Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika
pada tahun 1086 M. Konon wilayah kekuasaan Islam di Andalusia pada masa-masa
abad ke-11 itu nyaris direbut oleh Raja Alfonso VI dari Kerajaan Castilia.
Untunglah pasukan tentara Muslim dari Afrika Utara, pimpinan Yusuf bin Tasyfin
tadi yang diundang Al-Mu'tamid bin Abbas, Amir Cordoba, segera datang
menyelamatkan wilayah itu.12 Dalam
pertempuran hebat yang terjadi di Zallaqah pada 23 Oktober 1086, pasukan tentara
Islam (sekitar 20.000 orang)13 itu memukul mundur pasukan Castilia.
dan memperoleh kemenangan besar atas Alfonso VI (Raja Castile Leon) dan Yusuf
bin Tasfin mendapat dukungan dari Muluk At-Thawa’if dalam pertempuran di
Zallaqah.14 Dari sini penakhlukkan
Murabithun diteruskan ke Granada dan Malaga, setelah diundang kembali untuk
melawan raja Kristen tahun 1088.15
Ketika Yusuf bin Tasfin meninggal
Dunia, ia mewariskan kepada anaknya, Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa
kerajaan yang luas dan besar terdiri dari negeri-negeri Maghrib, bagian Afrika
dan Spanyol. Ali ibn Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil
mengalahkan anak Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas
Talavera Dela Rein. Lambat laun Dinasti Al- Murabithun mengalami kemunduran
dalam memperluas wilayah. Kemudian Ali mengalami kekalahan pertempuran di
Cuhera (1129 M). kemudian ia mengangkat anaknya Tasyfin bin Ali menjadi
Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan
moral kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan dari raja Alfonso VII.16
Menurut Taufiqurrahman, sebab-sebab
berdirinya dinasti ini di antaranya adalah: 1)Timbulnya pertentangan antara
kerajaan Ghannah dan Mulatstsimun, yang menimbulkan kekacauan ekonomi; 2)
Adanya semangat keagamaan yang menggelora pada diri orang-orang Murabithun; 3)
Adanya keinginan suku-suku di Sahara untuk tetap bernaung di bawah kekhalifahan
Abbasiyah; 4)Adanya serangan yang dilancarkan orang Kristen terhadap daerah
kekuasaan Islam.17
Dinasti Al- Murabithun memegang
kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang penguasa yaitu :
1.
Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M)
2.
Yusuf bin Tasyfin (1061-1107 M)
3.
Ali bin Yusuf (1107-1143 M)
4.
Tasyfin bin Ali (1143-1145 M)
5.
Ibrahim bin Tasfin
6. Ishak bin Ali.18
Masa terahir Dinasti al-Murabithun
tatkala dikalahkan oleh Dinasti Muwahiddun yang dipimpin oleh Abdul Mun’im.
Dinasti Muwahiddun menaklukkan Maroko pada tahun 1146-1147 M yang ditandai
dengan terbunuhnya penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
B. Perkembangan/Kemajuan
Dinasti Al-Murabithun
Dinasti Murabbithun memegang
kekuasaan selama 90 tahun dengan enam orang penguasa yang telah
disebutkan di atas. Murabbitun memegang peran penting mempersatukan
bangsa Barbar dalam satu kesatuan. Dinasti Murabbitun banyak mengalami kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan arsiktektur bangunan masjid.19
Daulah inilah yang pertama membuat
dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amir al-Mu’minin dibagian depan
mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan kalimat iman dibagian belakang.
Terkait dengan ekonomi, di bawah
kekuasaan Yusuf berkembang dengan pesat. Ia dapat mengumpulkan penghasilan
untuk negara sebesar 120.000 pound emas. Ia juga menghapus pajak karena tidak
ada perintah dalam Al-Qur’an. Dan kehidupan amat murah dan bersahaja sedang
masyarakat menikmati kedamaian. Kehadiran agama Kristen dan Yahudi sedikit
sulit namun mereka menikmati kebebasan beragama, tapi tidak boleh mendirikan
gereja atau sinagong. Kebebasan berpikir pada zamannya dihalang-halangi, mereka
menentang teologi dan sufisme. Dinasti Murabithun merupakan dinasti Sunni
dengan mazdhab hukumnya Maliki. Namun dalam soal dekorasi bentuk puisi populer
dan lagu berkembang.20
C. Kemunduran
dan Keruntuhan Kekuasaan Dinasti Al-Murabithun
Dinasti ini mengalami kemunduran dan
kehancuran pada tahun 541 H. Sebab-sebab kehancuran mulai terasa ketika Ali,
anak Yusuf menduduki jabatan Amir, karena tidak secakap ayahnya. Ia banyak
menggunakan waktunya untuk beribadah, didominasi istrinya. Hal ini membuat
masyarakat tidak bergembira, bangsawan berebut kekuasaan, tentaranya ceroboh,
orang kaya Berber mengikuti jalan syetan.21
Adapun secara terperinci, diantara
faktor-faktor penyebab runtuhnya pemerintahan dinasti Murabbitun adalah:
1. Lemahnya disiplin
tentara dan meraja lelanya korupsi yang melahirkan disintegrasi.
2. Berubahnya watak
keras pembawaan Barbar menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko di
Andalus yang mewah.
3. Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual
kalangan Arab telah mengganti kesenangan berperang.
4. Kontak dengan peradapan sedang menurun dan tidak siap
mengadakan asimilasi.
5.
Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluarganya sendiri, al-Muwahidun.22
Sedangkan menurut Abdul Hamid, sebagaimana yang dikutip oleh
Taufiqurrahman, kehancuran Murabithun disebabkan juga diantaranya karena: 1)
ketidaksukaan sekelompok kalangan terdidik dari Andalusia terhadap pemerintahan
Murabithun yang dianggap keras, bodoh, tidak bisa memahami sastra budaya,
menolak filsafat dan kalam dan hanya mengagungkan fiqih dan tafsir. Sifat
inilah yang menyulut kebencian orang-orang Andalusia; 2) Murabithun tidak bisa
mempertahankan sikap keberanian, kekuatan, kefanatikan pada agama. Hal ini
dapat dilihat setelah 20 tahun menguasai Andalusia mereka menjadi pemalas,
pemabuk, pemuas hawa nafsu, perampok dan pencuri dan penuasanya bergelimang
dengan kecantikan wanita disamping figalanya ambisius.23
Menurut Maruwiah Ahmad,
dinasti Murabithun mengalami kemunduran ketika dalam
kepemimpinan Ibrahim bin Tasyfin dan
Ishaq bin Tasyfin. Di samping itu, fanatisme para fuqaha' menyebabkan penerapan ajaran agama
dalam kehidupan menjadi kaku. Karangan Al-Ghazali dimasukkan oleh Ishaq ke dalam daftar buku–buku
yang dilarang untuk dibaca, lalu dibakar baik yang ada di Spanyol maupun yang
ada di Maghrib, sementara itu militer banyak yang terbunuh dalam peperangan
melawan tentara Kristen. Pada tahun 1118 M. Alfaso VI dari Aragon berhasil
membunuh sejumlah besar tentara Murobithun.24 Pada saat itu kaum sufi memimpin sejumlah pemberontakan di Silves dan
Naibla sedang kaum ulama' memimpin sejumlah pemberontakan di Cordova dan
Valencia yang pada akhirnya menyebabkan hancurnya pemerintahan Murabithun.25 pada tahun 1143 kekuasaan dinasti ini berakhir baik di Afrika Utara
maupun Spanyol dan digaantika dinasti Muwahhidun.26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinasti Murabbitun pada mulanya
adalah sebuah gerakan agama di Afrika Utara yang didirikan oleh Abdullah ibn
Yasin. Pada tahun 1062 M, Yusuf ibn Tasyfin yang diserahi pemerintahan pada
masa selanjutnya, berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh.
Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam yang tengah
mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja Kristen.
Dinasti Al- Murabithun memegang
kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang penguasa yaitu : Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M), Yusuf bin Tasyfin (1061-1107 M), Ali bin Yusuf (1107-1143 M), Tasyfin bin Ali (1143-1145 M), Ibrahim
bin Tasfin dan Ishak bin Ali.
Dinasti ini mengalami kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan arsiktektur bangunan masjid. Selain itu daulah inilah yang
pertama membuat dinar memakai huruf Arab dengan tulisan Amir al-Mu’minin
dibagian depan mencontoh uang Abbasiyah dan bertuliskan kalimat iman dibagian
belakang. Dinasti ini mengalami kemunduran dan kehancuran pada tahun 541 H.
Faktor-faktor penyebab runtuhnya
pemerintahan dinasti Murabbitun adalah: 1) Lemahnya disiplin tentara dan meraja
lelanya korupsi yang melahirkan disintegrasi; 2) Berubahnya watak keras
pembawaan Barbar menjadi lemah ketika memasuki kehidupan Maroko di Andalus yang
mewah; 3) Mereka memasuki Andalus ketika kecemerlangan intelektual kalangan
Arab telah mengganti kesenangan berperang; 4) Kontak dengan peradapan sedang
menurun dan tidak siap mengadakan asimilasi; 5) Dikalahkan oleh dinasti dari
rumpun keluarganya sendiri, al-Muwahidun.
Dinasti Muwahiddun menaklukkan
Maroko pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa
Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung dkk, Sejarah Peradaban Islam,
Yogyakarta: Lesfi, 2009.
Ahmat,
Maruwiah, Sejarah Bani Umaiyah Di Andalus, Selangor: Karisma Publication
Sdn. Bhd, 2003
Bosworth , C.E., Dinasti-Dinasti Islam, Bandung:
Mizan, 1993.
Hakim,
Nur, Muh.,
Sejarah dan Peradaban Islam, Malang:
UMM Press, 2004
Lapidus, M.Ira, Sejarah Sosial Umat Islam ,
Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1985
Munir Amin, Syamsul, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Amzah, 2009
Taufiqurrahman,
Sejarah Social Politik Masyarakat Islam, Surabaya: Pustaka Islamika,
2003.
DINASTI
AL-MURABITHUN
(Sejarah
Berdirinya, Perkembangannya, dan Keruntuhannya)
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mata
Kuliah Sejarah Peradaban Islam II
Program
Studi Magister Pengkajian Islam
Oleh:
H. ABD. RAHMAN BADU
NIM. 0053.03.29,2011
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA (UMI)
MAKASSAR
2012
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL …………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………….. iii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar
Belakang ……………..……………………………….. 1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………… 2
BAB II. PEMBAHASAN ………………………………………………….. 3
A. Sejarah
Berdirinya Dinasti Al-Murabithun ………………….. 3
B. Perkembangan/Kemajuan
Dinasti Al-Murabithun …………… 8
C. Kemunduran
dan Keruntuhan Dinasti Al-Murabithun …………. 9
BAB III. PENUTUP …………………………………………………………. 11
A. Kesimpulan …………………………………………………… 11
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
ﺑﺴﻢاﻟﻠﻪاﻟﺮﺣﻤﻦاﻟﺮﺣﻴﻢ
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah Swt., yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Turki Muda”
Penulisan makalah
adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam II” di Program Pascasarjana UMI Makassar.
Dalam penulisan makalah
ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah
ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr.
H. Abd. Rahim Yunus, MA, dan Dr. Hj. Nur Fuadi, MA selaku dosen pengajar mata
kuliah yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengajaran, pengarahan, dan dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini.
2.
Rekan-rekan
mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar di Kab. Bone
3.
Secara khusus
penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,
baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
4.
Semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah Swt. memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah,
Amin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Penulis,
H. Abd. Rahman
Badu
[1] Dudung Abdurrahman,dkk, Sejarah
Peradaban Islam, (Yogyakarta: Lesfi, 2009), h. 227
[2] Ibid
2 C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti
Islam, (Bandung: Mizan, 1993), h. 50
3 Syamsul Munir Amin, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 268.
4 Dudung Abdurrahman,dkk, Sejarah
Peradaban Islam, (Yogyakarta: Lesfi, 2009), h. 227
5 Ibid
6 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial
Politik Masyarakat Islam, (Surabaya: Pustaka Islamika, 2003), h. 168.
7 Ibid
8 Ibid
9 http://koran.republika.co.id/koran/0/129539/Dinasti_Al_Murabitun.
Diakses, tanggal 16 Agustus 2012
10 Taufiqurrahman,
Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam, Op. cit., h. 169
11 Ibid., h. 170
12 http://kitabercerita.wordpress.com/2009/10/30/perkembangan-islam-di-spanyol/Diakses, tanggal 16 Agustus 2012
13 Taufiqurrahman, Op. cit,
hal. 170.
14 http://dheo-education.blogspot.com/2008/07/dinasti-murabithun-dan-muwahidhun.html.
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2012
15 Taufiqurrahman, Op. cit,
hal. 170.
16 http://koran.republika.co.id/koran/0/129539/Dinasti_Al_Murabitun. Diakses pada tanggal 17 Agustus
2012
17 Taufiqurrahman,
Op. cit., h. 169
18 http://dheo-education.blogspot.com/2008/07/dinasti-murabithun-dan-muwahidhun.html.
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2012
20 Taufiqurrahman, Op. cit., h. 170.
21 Ibid, h. 171
22 http://solikahspt.blogspot.com/2011/01/01/archive.html.
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2012
23 Taufiqurrahman, Op. cit., h. 171.
24 Maruwiah
Ahmat, Sejarah Bani Umaiyah Di Andalus, (Selangor: Karisma
Publication Sdn. Bhd,
2003), h. 75
0 komentar :
Post a Comment