Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts
Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts
Home » Posts filed under PENDIDIKAN
Saturday 8 March 2014
Sebelum diuraikan lembaga dan bentuk pendidikan Islam, maka terlebih dahulu
sejarah berkembangnya pendidikan Islam di Indonesia.
Kehadiran pendidikan Islam di Indonesia erat kaitanya dengan usaha
penyebaran dan perluasan agama Islam melalui ulama-ulama dan muballigh.
Disamping usaha yang berbentuk tabligh-tabligh (kegiatan pendidikan non
formal); penyebaran agama Islam diadakan pula sistem pengajaran. Atau dengan
kata lain penyebaran agama Islam dilakukan dengan sistem formal dan non formal.
Sebagai gambaran tentang adanya kegiatan pendidikan yang dilakukan para
muballigh, berikut ini penulis akan mengutip uraian Prof. H. Mahmud Yunus
sebagai berikut:
Para muballigh dan ulama
melakukan penyebaran Islam dimana saja mereka berada, di pinggir kali, sambil
menanti perahu pengangkut barang, di perjamuan waktu mengadakan pesta, di
padang rumput tempat mengembala kerbau dan ternak, di tempat penimbungan barang
dan di pasar tempat berjual beli, dan lain-lain.[1]
Kemudian menyinggung tentang
kegiatan pendidikan Islam yang bersifat non formal, dapat dilihat dai
tabligh-tabligh, juga melalui media komunikasi massa, seperti penerbitan
majalah, brosur dan pemberitaan melalui siaran radio dan lain-lain.
Setelah kita menelusuri
perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, telah memberikan gambaran tentang
cara dan sistem operasional pendidikan Islam itu. Dalam hal ini cara dan
sistemnya ada yang bersifat non formal, dan formal serta informal.
Dengan cara dan sistem
operasional pendidikan Islam yang demikian itu berarti lembaga dan wadah yang
digunakannya juga ada wadah yang informal seperti pendidikan Islam di keluarga,
wadah non formal seperti masjid dan musallah, siaran melalui radio, dan wadah
pendidikan Islam yang sifatnya formal seperti lembaga pendidikan pesanteren dan
madrasah.
Khusus tentang lembaga pendidikan
Islam di Indonesia secara formal lembaga pendidikan pesanteren dan madrasah
adalah lembaga yang palin populer.
1. Madrasah/Sekolah Islam.
Dewasa ini tingkatan atau jenjang pendidikan Islam melalui madrasah sudah
dibuka semua tingkatan mulai tingkat taman kanak-kanak (Raudhatul Atfal) sampai
tingkat perguruan tinggi, seperti IAIN, pendiriannya disamping diusahakan dan
dikelolah langsung oleh organisasi - organisasi Islam, seperti: Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah dan lain-lain.
Sebagai lembaga pendidikan formal madrasah itu memiliki kurikulum dan
administrasi sekolah yang dilakukan secara klasikal dan bertingkat.
2. Pesantren.
Pesanteren merupakan wadah yang khas bagi santeri-santeri untuk membina dan
memantapkan pengetahuan agama Islam, di samping pengetahuan umum. Pada dasarnya
alumni-alumni dari pesanteren ini dipersiapkan untuk menjadi ahli- ahli agama
Islam (ulam- ulama). Namun dewasa ini sistem pendidikan pesantren telah
memasuki era baru dengan adanya sistem klasikal dan jenjang atau tingkat
pendidikan aliyah, bahkan pelajarannya diarahkan dengan mengikuti kurikulum
sekolah umum, hal ini dimaksudkan oleh pemerintah agar santri- santri yang
telah menyelelesaikan studinya dapat mengetahui dan menguasai pengetahuan agama
Islam serta pengetahuan umum, sehingga dapat dijuluki sebagai ulama plus ujar
mentri agama RI H. Munawwir Dzazali MA.
Sistem pelajaran seperti yang penulis utarakan di atas, telah diperaktekkan
di beberapa pesantren yang ada disulawesi selatan, seperti; pesantren modedern
Immim Ujung pandang, pesantren ma'hadits biru di watampone dan lain- lain.
[1] Prof.
Dr. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Cet II,
(Jakarta: Mutiara, 1979), h. 13-14.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
01:15 PAUD STAI AL GAZALI BONE
Pada hakekatnya setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan atau sasaran
yang hendak dicapai. Demikian pula halnya dengan pendidikan sebagai suatu usaha dan proses ke
arah pembinaan dan pencerdasan, tidak terlepas dari tujuan dan saran yang akan
dicapai. Dalam artian bahwa tujuan pendidikan bukanlah merupakan sesuatu hal
yang tetap (konstan) dan statis, akan tetapi ia merupakan suatu proses yang
senantiasa dinamis ke arah pembinaan keseluruhan dari kepribadian seseorang dan
berkenaan dengan aspek kehidupan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan tujuan adalah sasaran yang hendak
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam adalah sasaran atau idealita yang
hendak dicapai dalam melaksanakan suatu kegiatan pendidikan. Dalam hal ini,
pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan ajaran
Islam dalam menata kehidupan individu maupun kelompok atau kemasyarakatan.
Dalam mencapai tujuan atau sasaran yang akan dicapai dilakukan melalui suatu
proses yang terencana dan sistematis.
Itu artinya bahwa semua kegiatan pada dasarnya tidak ada yang hampa
tujuan.
Sekaitan dengan hal tersebut, Ahmad D. Marimba mengidentifikasi fungsi
tujuan dalam suatu kegiatan yang dilakukan kepada empat macam, yaitu sebagai
berikut:
1.
Mengakhiri
usaha.
2.
Mengarahkan
usaha.
3.
Tujuan merupakan titik pangkal untuk
tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan
lanjutan dari tujuan pertama.
Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tujuan atau saran
yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan merupakan faktor yang sangat urgen dan
menentukan keberhasilan atau kesuksesan kegiatan yang dilaksanakan. Dikatakan
demikian karena tanpa adanya antisipasi (pandangan kedepan) kepada tujuan,
penyelewengan akan banyak terjadi, demikian pula kegiatan-kegiatan yang tidak
efesien. Itu artinya bahwa kegiatan atau usaha yang mempunyai tujuan luhur,
lebih mulia dari pada usaha yang tidak mempunyai tujuan.
Jika dilihat kembali
pengertian pendidikan Islam akan tampak bahwa sesuatu yang menjadi tujuan dan
diharapkan terwujud setelah mengalami proses secara keseluruhan adalah
terciptanya kepribadian seseorang yang dapat membuatnya menjadi ”insan kamil”
dengan pola takwa.[2] Insan kamil artinya manusia utuh
jasmani dan rohani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena
takwanya kepada Allah swt. Ini mengandung arti bahwa pada dasarnya pendidikan
Islam bertujuan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat
serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam
berhubungan dengan Allah dan sesama manusia. Pada gilirannya dapat mengambil
mamfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini demi kepentingan hidup di
dunia dan di akhirat nanti.
Tujuan ini kelihatannya sukar dicapai, akan tetapi dengan kerja keras
dilakukan secara berencana dengan kerangka-kerangka yang konsepsional mendasari
pencapain tujuan bukanlah suatu yang mustahil. Dikatakan demikian karena
sesukar apapun dan sesulit apapun suatu gagasan atau kegiatan, jika dihadapi
dengan suatu sistem yang strategik, maka itu merupakan suatu keniscayaan. Artinya sistem dan strategi yang baik dapat mengantarkan kepada kesuksesan.
Dalam kaitannya dengan
hal tersebut, maka tujuan pendidikan Islam secara garis besarnya dapat
diklasifikasikan kepada empat bagian:
1.
Tujuan Umum
Tujuan
umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik
dengan cara pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek
kemanusiaan sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan
umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi
dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus tergambar
pada pribadi seseoarang yang sudah dididik walaupun dengan ukuran yang kecil
dan mutu yann rendah sesuai dengan tingkat tersebut.[3]
Cara
atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan
adalah pengajaran. Karena itu pengajaran sering diidentikkan dengan pendidikan,
meskipun kalau istilah ini tidak sama. Pengajaran ialah poros membuat jadi
tahu, mengerti, menguasai, ahli tetapi belum tentu menghayatinya. Sedangkan
pendidikan ialah membuat orang menjadi terdidik mempribadi menjadi adat
kebiasaan. Maka pengajaran agama mencapai tujuan pendidikan Islam.
Tujuan
umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan pendidikan nasioanl negara.
Dalam arti pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan
tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan. Tujuan umum
tidak dapat dicapai kecuali melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan,
penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Tahapan dalam mencapai tujuan pada
pendidkan formal (sekolah madrasah) dirumuskan dalam bentuk tujuan kurikuler
yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan instruksional.
2.
Tujuan Akhir.
Pendidikan
Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu
hidup di dunia telah berakhir pula. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam
terwujudnya kepribadian muslim, sedangkan kepribadian di sini adalah
kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau menceminkan ajaran
Islam.
Menurut Ahamad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat
digolongakan dalam tiga hal yaitu:
1. Aspek-aspek kejasmaian; meliputi tingkah laku luar yang muda nampak dan
ketahuan dari luar, misalnya: cara-cara berbuat, cara-cara berbicaradan
sebagainya.
2. Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek tidak segera dapt dilihat dan
ketahan dari luar, miasalnya: cara-cara berpikir sikap (berupa pendirian atau
pandangan seseorang dalam menghadapi suatu hal0dan minat.
3. Aspek-aspek kerohanian yang luhur;
meliputi aspe-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan
kepercayaan ini meliputi sitem
nilai-nilai yang telah meresap dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian
dan mendarah daging dalam kepribadian itu yang mengarah dan memberi corak
seluruh kepribadian individu itu. Bagi orang yang beragama, aspek-aspek inilah
yang menuntunnya ke arah kebahagiaan bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat
dan aspek-aspek inilah yang pada gilirannya memberikan kualitas kepribadian keseluruhannya.[4]
Ringkasan yang dimaksud dengan kepribadian muslim ialah
kepribadian yang seluruh aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya,
kegitan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan
pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri kepadanya. Kendatipun demikian,
tujuan akhir pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup seorang muslim.
Dalam artian bahwa pendidikan Islam itu sendirti hanyalah suatu sarana
mewujudkan tujuan hidup manusia sebagaimana difirmankan Allah dalam QS.
al-Dzariyat : 56 sebagai berikut:
وما
خلقت الجن والانس الا ليعبدون
3.
Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai
setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam
suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil
dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana,
sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.
Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran yang pada tingkat
paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil, semakin tinggi tngkatan
pendidikannya lingkaran tersebut semakin besar pula. Akan tetapi sejak dari
tujuan pendidikan tingkat permulaan bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan.
Dengan demikian, bentuk lingkaran inilah yang menggambarkan insan kamil
itu. Dari sinilah barangkali perbedaan mendasar bentuk tujuan
pendidikan Islam dibandingkan dengan pendidikan lainnya.[6]
Dengan demikian,
sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan
pendidikan adalah tercapainya berbagai kemampuan jasmani dan rohaninya. Olehnya
itu sejak tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar gambaran insan kamil
hendaknya sudah kelihatan. Dengan kata lain bentuk insan kamil dengan melalui
pola takwa itu hendaknya tercermin dalam semua tingkat pendidikan Islam Karena
itu, setiap lembaga pendidikan Islam sesuai dengan tingkat jenis pendidikannya.
4.
Tujuan Operasional
Tujuan
operasional dijelaskan bahwa tujuan peraktis yang akan dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidkan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan
yang sudah dipersiapakan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut
tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan operasional disebut juga
tujuan intruksioanal dan selanjutnya dikembangakan menjadi tujuan instruksiona
umum dan tujuan instruksional khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksional ini
merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan oleh unit-unit kegiatan
pengajaran.[7]
Dalam tujuan operasional ini banyak dituntut dari anak
didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih
ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling
rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilan ditonjolkan, misalnya ia
dapat berbuat terampil melakukan, lancar mengucapkan,mengerti, memahami,
menyakini dan menghayati. Dalam pendidkan terutama berkaitan dengan kehiatan
lahirnya, seperti bacaan dan kifayat, salat, ahlak dan tingkah laku. Kemampun
dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupapakan bagian kemampuan
dan keterampilan insan kamil dalam ukuran anak, yang menuju kepada
bentuk insan kamil yang semakin sempurna dan meningkat. Anak sudah bisa
melakuakan ibadah, meskipun ia belum memahami dan menghayati ibadah itu.
[1] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Cet.
I; Bandung : al-Ma’arif, 1980), h. 45-46; lihat pula, Nur Uhbiyati, Op.cit.,
h. 29
PERANAN PENDIDIKAN ISLAM
01:13 PAUD STAI AL GAZALI BONE
Betapa tidak keberadaan
pendidikan Islam dengan ciri khasnya yang senantias berorientasi kepada
pembentukan insan-insan yang berkeperibadian utama dan bersandar kepada ajaran
Allah, adalah semangat tepat dalam kaitannya dengan usaha pembentukan manusia
seutuhnya. Seperti yang telah diuraikan dalam pengertian pendidikan Islam
tersebut di atas bahwa pendidikan yang merupakan bagian yang integral dalam
pendidikan nasional untuk menumbuhkan, membangun dan membentuk individu anak
didik menjadi insan yang berkeperibadian muslim, memilih dan memutuskan serta
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pada dasarnya tujuan pendidikan
Islam adalah sama dan diidentik dengan tujuan hidup manusia. Sebagaimana yang
telah diberitakan oleh Allah SWT bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk
mengabdi kepada Allah SWT, seperti dalam firmannya surah Ads Dzariyat (51) AYAT
56:
وماخلقت الجن
والانس الا ليعبدون.
Terjemahannya; Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.[1]
Jadi tujuan hidup manusia adalah untuk menjadi pengapdi kepada allah dengan
baik dengan taatserta patuh, dengan sendirinya tentu saja harus mengetahui
dengan jelas mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang serta yang dibenci
oleh Allah SWT. Dan ini merupakan menifestasi atau perujudan dari ketaqwaan
seseorang, dan secara inpelisif pula terkandung makna dan sekaligus ciri dari
pada insan- insan yang berkeperidian muslim, hal inilah menjadi arah tujuan
pendidikan Islam.
Dalam kaitan inilah pendidikan Is;lammemaikan peranan penting, oleh karena
arah dan sasaran pendidikan Islam tidak tertuju kepada pembentukan kemampuan
akal saja, akan tetapi juga membentuk sistem kerja bagian jiwa itu sesuai
dengan yang dikehendaki Allah. Bahkan pendidikan islam berusaha membentuk
kemampuan, mewujudkan, serta mengaktualisasikan isi jiwa kedalam bentuk cara
bicara dengan baik dan benar, sifat dan perangai yang sopan dan baik.
Oleh karena itu pendidikan Islam tidak hanya memberikan pengajaran yang
bersifat teoritis semata akan tetapi berusaha memberikan pengelaman- pengalaman
hidup kepada anak didik. Sehingga anak didik mampu dan sanggup melaksanakannya
kedam praktek hidup sehari- hari baik selaku individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
Dengan demikian jelas
bagi kita akan peranan pendidikan Islam dalam mendidik dan membentuk manusia
seutuhnya. Dlam perananya pendidikan Islam yang merupakan sub sistem pendidikan
nasioanal adalah berusaha mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi pendidikan Islam adalam modal kultural bagi
pembangunan manusia seutuhnya serta bagi pendidikan Islam itu kita kembangkan,
pengembangannya tentu saja menjadi tanggung jawab kita semua termasuk pemuda
dan pelajarnya.
[1]
Departemen Agama Ri, Al-Qur'an dan Terjemahannya. (Jakarta; Departemen Agama
RI, 1984-1985), h. 862
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)