TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Saturday, 8 March 2014

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM




Pada hakekatnya setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Demikian pula halnya dengan  pendidikan sebagai suatu usaha dan proses ke arah pembinaan dan pencerdasan, tidak terlepas dari tujuan dan saran yang akan dicapai. Dalam artian bahwa tujuan pendidikan bukanlah merupakan sesuatu hal yang tetap (konstan) dan statis, akan  tetapi ia merupakan suatu proses yang senantiasa dinamis ke arah pembinaan keseluruhan dari kepribadian seseorang dan berkenaan dengan aspek kehidupan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam adalah sasaran atau idealita yang hendak dicapai dalam melaksanakan suatu kegiatan pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan Islam bertujuan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan ajaran Islam dalam menata kehidupan individu maupun kelompok atau kemasyarakatan. Dalam mencapai tujuan atau sasaran yang akan dicapai dilakukan melalui suatu proses yang terencana dan sistematis.  Itu artinya bahwa semua kegiatan pada dasarnya tidak ada yang hampa tujuan.
Sekaitan dengan hal tersebut, Ahmad D. Marimba mengidentifikasi fungsi tujuan dalam suatu kegiatan yang dilakukan kepada empat macam, yaitu sebagai berikut:
1.      Mengakhiri usaha.
2.      Mengarahkan usaha.
3.      Tujuan merupakan titik pangkal untuk tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
4.      Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha yang dilakukan.[1]
Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tujuan atau saran yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan merupakan faktor yang sangat urgen dan menentukan keberhasilan atau kesuksesan kegiatan yang dilaksanakan. Dikatakan demikian karena tanpa adanya antisipasi (pandangan kedepan) kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi, demikian pula kegiatan-kegiatan yang tidak efesien. Itu artinya bahwa kegiatan atau usaha yang mempunyai tujuan luhur, lebih mulia dari pada usaha yang tidak mempunyai tujuan.
Jika dilihat kembali pengertian pendidikan Islam akan tampak bahwa sesuatu yang menjadi tujuan dan diharapkan terwujud setelah mengalami proses secara keseluruhan adalah terciptanya kepribadian seseorang yang dapat membuatnya menjadi ”insan kamil” dengan pola takwa.[2] Insan kamil artinya manusia utuh jasmani dan rohani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah swt. Ini mengandung arti bahwa pada dasarnya pendidikan Islam bertujuan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesama manusia. Pada gilirannya dapat mengambil mamfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini demi kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti.
Tujuan ini kelihatannya sukar dicapai, akan tetapi dengan kerja keras dilakukan secara berencana dengan kerangka-kerangka yang konsepsional mendasari pencapain tujuan bukanlah suatu yang mustahil. Dikatakan demikian karena sesukar apapun dan sesulit apapun suatu gagasan atau kegiatan, jika dihadapi dengan suatu sistem yang strategik, maka itu merupakan suatu keniscayaan. Artinya sistem dan strategi yang baik dapat mengantarkan kepada kesuksesan.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka tujuan pendidikan Islam secara garis besarnya dapat diklasifikasikan kepada empat bagian:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan cara pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus tergambar pada pribadi seseoarang yang sudah dididik walaupun dengan ukuran yang kecil dan mutu yann rendah sesuai dengan tingkat tersebut.[3]
Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan adalah pengajaran. Karena itu pengajaran sering diidentikkan dengan pendidikan, meskipun kalau istilah ini tidak sama. Pengajaran ialah poros membuat jadi tahu, mengerti, menguasai, ahli tetapi belum tentu menghayatinya. Sedangkan pendidikan ialah membuat orang menjadi terdidik mempribadi menjadi adat kebiasaan. Maka pengajaran agama mencapai tujuan pendidikan Islam.
Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan pendidikan nasioanl negara. Dalam arti pendidikan Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan. Tujuan umum tidak dapat dicapai kecuali melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Tahapan dalam mencapai tujuan pada pendidkan formal (sekolah madrasah) dirumuskan dalam bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan instruksional.
2.      Tujuan Akhir.
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia telah berakhir pula. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam terwujudnya kepribadian muslim, sedangkan kepribadian di sini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau menceminkan ajaran Islam.
Menurut Ahamad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat digolongakan dalam tiga hal yaitu:
1.      Aspek-aspek kejasmaian; meliputi tingkah laku luar yang muda nampak dan ketahuan dari luar, misalnya: cara-cara berbuat, cara-cara berbicaradan sebagainya.
2.      Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek tidak segera dapt dilihat dan ketahan dari luar, miasalnya: cara-cara berpikir sikap (berupa pendirian atau pandangan seseorang dalam menghadapi suatu hal0dan minat.
3.       Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspe-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan  ini meliputi sitem nilai-nilai yang telah meresap dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu yang mengarah dan memberi corak seluruh kepribadian individu itu. Bagi orang yang beragama, aspek-aspek inilah yang menuntunnya ke arah kebahagiaan bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat dan aspek-aspek inilah yang pada gilirannya memberikan kualitas kepribadian keseluruhannya.[4]
Ringkasan yang dimaksud dengan kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegitan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri kepadanya. Kendatipun demikian, tujuan akhir pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup seorang muslim. Dalam artian bahwa pendidikan Islam itu sendirti hanyalah suatu sarana mewujudkan tujuan hidup manusia sebagaimana difirmankan Allah dalam QS. al-Dzariyat : 56 sebagai berikut:
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
              Terjemah :  Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka menyembah-Ku.[5]
3.      Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran yang pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil, semakin tinggi tngkatan pendidikannya lingkaran tersebut semakin besar pula. Akan tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan. Dengan demikian, bentuk lingkaran inilah yang menggambarkan insan kamil itu. Dari sinilah barangkali perbedaan mendasar bentuk tujuan pendidikan Islam dibandingkan dengan pendidikan lainnya.[6]
Dengan demikian, sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan adalah tercapainya berbagai kemampuan jasmani dan rohaninya. Olehnya itu sejak tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar gambaran insan kamil hendaknya sudah kelihatan. Dengan kata lain bentuk insan kamil dengan melalui pola takwa itu hendaknya tercermin dalam semua tingkat pendidikan Islam Karena itu, setiap lembaga pendidikan Islam sesuai dengan tingkat jenis pendidikannya.
4.      Tujuan Operasional
Tujuan operasional dijelaskan bahwa tujuan peraktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidkan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapakan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan operasional disebut juga tujuan intruksioanal dan selanjutnya dikembangakan menjadi tujuan instruksiona umum dan tujuan instruksional khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan oleh unit-unit kegiatan pengajaran.[7]
Dalam tujuan operasional ini banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilan ditonjolkan, misalnya ia dapat berbuat terampil melakukan, lancar mengucapkan,mengerti, memahami, menyakini dan menghayati. Dalam pendidkan terutama berkaitan dengan kehiatan lahirnya, seperti bacaan dan kifayat, salat, ahlak dan tingkah laku. Kemampun dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupapakan bagian kemampuan dan keterampilan insan kamil dalam ukuran anak, yang menuju kepada bentuk insan kamil yang semakin sempurna dan meningkat. Anak sudah bisa melakuakan ibadah, meskipun ia belum memahami dan menghayati ibadah itu.


[1] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Bandung : al-Ma’arif, 1980), h. 45-46; lihat pula, Nur Uhbiyati, Op.cit., h. 29
[2] Lihat, Zakiah Darajat, Op.cit., h. 24
[3] Lihat, Ibid., h 29
[4] Ahmad D. Marimba, Op.cit., h. 6
[5] Dep. Agama RI, Op, cit., h. 862
[6] Lihat, Zakiah Darajat, Op.cit.,  h. 32
[7] Lihat, Ibid, h. 32-33.

0 komentar :

Post a Comment