MANFAAT PENDIDIKAN ISLAM

Saturday, 8 March 2014

MANFAAT PENDIDIKAN ISLAM




Pada uraian terdahulu telah dipaparkan bahwa keberadaan pendidikan Islam dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya mempunyai andil yang cukup besar, disebabkan karena pendidikan Islam merupakan suatu wahana yang beroreantasi pada pembentukan insani yang berkepribdian muslim, sebagai manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Dalam pada itu Islam sungguh progresif dan dinamis untuk membawa para penganutnya untuk maju disetiap sektor kehidupan.islam adalah agama yang jauh sekali orientasinya dan jauh pandangannya ke masa depan. Mengingat umur manusia relatif singkat, tentunya dalam masa hidupnya banyak masalah yang dihadapi dan harus dipecahkan. Oleh karena itu, ia harus membekali diri dengan pengetahua yang banyak dan terampil, terutama dalam kehidupan di masa teknologi canggih ini.
Sehubungan dengan hal tersebut Islam menghendaki agar setiap individu muslim belajar seterusnya, tanpa mengenal batas umur, dan kalau perlu sampai seumur hidup. Hal ini telah diperintahkan oleh Rasulullah saw melalui salah satu haditsnya yang berbunyi ;
أطلب  العلم  من  المهد  الى  اللهد.
Artinya:          Tuntutlah ilmu pengetahuan ssejak dari ayunan samapi ke liang lahad (sejak kecil sampai ian meninggal dunia)  .[1]
Hadits tersebut menuntut kepada setiap orang agar manusia senantiasa belajar dan menuntut ilmu pengetahuan sejak kecil hingga dewasa, bahkan sampai ia meninggal dunia sesuai dengan kesanggupanya, baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
Dengan menyadari keberadaan pendidikan Islam yang demikan pentingnya, maka seyogyanyalah jikalau pendidikan Islam itu menjadi fokus perhatian kita sekalian, dalam arti kata berusaha untuk mengembangkannya.
Hal ini dimaksudkan dengan pengembangan pendidikan Islam sebagai usaha untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan Islam. Namun pengembangannya tidak hanya diarahkan kepada salah satu sektor tertentu saja, tetapi harus menyeluruh kepada beberapa faktor yang mempunyai peranan dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam.
Faktor-faktor yang dimaksud antara lain; faktor tenaga pengajar, faktor kurikulum, faktor tujuan, faktor penilaian, faktor sarana dan parasarana pendidikan Islam dan faktor lainya.
Perlu dijelaskan di sini bahwa kendatipun keberadaan pendidikan Islam di Indonesia merupakan pendidikan yang sudah tua, namun ketuanya itu belum menamppakkan hasil-hasil yang dapat dibanggakan terutama dalam dekade terakhir ini, bahkan dapat dikatakan mengalami kemunduran khususnya dari segi kwalitas.
Menurut seorang pengamat ahli pendidikan Islam, bahwa pendidikan Islam di Indonesia bagaikan musafir saja dalam arti belum menemukan kestabilan sesuai dengan kedewasaan dan ketuaan umurnya, terjadinya hal yang demikian disebabkan karena adanya beberapa faktor, antara lain faktor tujuan pendidikan Islam itu sendiri yang sampai saat ini masih kabur, demikian pula faktor kurikulum yang dipergunakan di sekolah-sekolah yang melaksanakan pendidikan Islam itu sendiri yang sampai saat ini masih kabur, demikian pula faktor kurikulum yang dipergunakan di sekolah-sekolah yang melaksankan pendidikan Islam sampai sekarang ini belum ada keserasian. Menurut beberapa ahliterjadi ketiak serasian kurikulum pendidikan Islam disebabkan pencampur bauran antara pengertian pendidikan dengan pengertian pengajaran, demikian pula bercampur antara pengertian Islam dengan teori-teori keagamaan. Selanjutnya tantangan pendidikan Islam yaitu ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap.[2]
Tantangan pendidikan Islam yang penulis ketengahkan di atas tentunya harus ditangani sedini mungkin oleh semua pihak, terutama bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan Islam. Sebenarnya menjadi tanggung jawab bagi kita semua bagaiman membebani dan menata unsur-unsur atau faktor-faktor yang berperan dalam proses pendidikan Islam, sehingga mutu (kwalitas) anak didik yang dihasilkan oleh pendidikan Islam itu benar-benar dapat dibanggakan.
Drs. H. M. Arifin M. Ed mengatakan bahwa :

Mengingat pelaksanaan dan tujuannya yang begitu luas itulah maka pendidikan agama memerlukan perbaikan mutuh baik perasarana maupun sarananya.[3]
Apa yang diungkapkan oleh Drs. H. M. Arifin M. Ed tersebut di atas, adalah merupakan motivasi dari pihak-pihak berwenang dalam bidang pendidikan Islam untuk lebih serius memikirkan alternatif pemecahannya tiada lain yang lebih kurang dalam hal ini adalah ummat Islam dan pemerintah cq. Departemen agama.


[1] Ahmad Al-Hasymy, Muhtarun Al-haditsun Nabawiyah. (Cet VI; Qairo; Mat'bah Hijazi, 1984), h. 156
[2] Berlian Samad, Beberapa Persoalan dalam Pendidikan Islam, (cet.I; Bandung ; PT Al-Ma'arif, 1981), h. 101-107  
[3] M. Arifin M. Ed. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga dan Sekolah, (Cet.I; Jakarta; Bulan Bintang, 1975), h. 118

0 komentar :

Post a Comment