PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI

Saturday, 8 March 2014

PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI




Diskursus rnengenai kontribusi pendidikan Islam dalam upaya pengembangan sumber daya insani yang purna dan komprehensif serta konrtibusinya dalam upaya pengentasan masalah kemanusiaan pada umumnya, tentulah tidak dapat dilepaskan dan pembicaraan yang objektif mengenai kedudukan dan posisi pendidikan Islam dalam konstelasi dunia pendidikan pada umumnya. Secara konsep pendidikan Islam diyakini memiliki kemampuan untuk mempersiapkan sumber daya insani yang kaffah dan tangguh dalarn setiap perkembangan zaman termasuk dalam menghadapi tantangan zaman dewasa ini yang ditandai dengan derasnya arus globalisasi yang menterpa semua negara dan bangsa di dunia.
Salah satu dampak langsung globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan bidang ini terus berlangsung bahkan pada abad ke-21 ini telah terjadi loncatan penting. Penemuan dan penciptaan ilmiah muncul silih berganti dan makin kerap, melipat dua setiap lima tahun. Proses globalisasi juga memunculkan perkembangan dalam industri. Perkembangan industri menuntut penemuan dan inovasi-inovasi baru bagi produk industri, kehadiran laboratorium-laboratorium bagi penelitian hasil-hasil temuan teknologi untuk dipasarkan, tuntutan kehadiran para ilmuwan yang mempunyai kemampuan berpikir analitik dan saintifik serta kemampuan riset dari yang sederhana ke yang kompleks. Kemampuan untuk terus berinovasi semacam itu jelas memerlukan jawaban konkret dunia pendidikan.
Selain itu, di era global ini manusia seolah telah menjadi satu komunitas yang saling pengaruh mempengaruhi antara satu sama lain. Karena itu, kehidupan global menuntut penguasaan teknologi informasi yang merupakan faktor penting bagi eksistensi suatu komunitas, bangsa dan bahkan ummat. Adanya berbagai penemuan dalam bidang toknologi informasi dan komunikasi menyebabkan kekuasaan negara dalam arti teritorial menjadi semakin kabur. Teknologi informasi dan komunikasi juga dapat berpengaruh secara luas dalam bidang pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Kita saat ini, misalnya, dapat juga memanfaatkan suatu proses pendidikan yang bersifat maya (virtual) yang belum pernah ada sebehmmya. Hal ini membawa implikasi bahwa pendidikan Islam harus mampu mempersiapkan generasi ummat menjadi komunitas yang unggul (khaira ummah) dalam menghadapi kehidupan global yang semakin lama semakin menggantungkan diri pada teknologi informasi dan komunikasi.
 Oleh karena tidaklah salah bila dikatakan bahwa kelangsungan hidup suatu bangsa tanpa kecuali  dihadapkan pada kemampuan interaksinya dengan memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi tersebut dalam percaturan antarbangsa. Dan itu pulalah sebabnya banyak pandangan yang menyatakan bahwa globalisasi yang melanda masyarakat dunia saat ini selain membuka peluang-peluang (opportunities) yang besar untuk pengembangan potensi juga merupakan tantangan (threats) bagi setiap bangsa untuk bagaimana tetap dapat eksis dan bahkan berkembang di tengah-tengah perubahan yang cepat.
Mencermati perkembangan peradaban manusia sebagaimana dipaparkan di atas, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan motor penggerak utama anrus globalisasi, maka jika tidak ingin menjadi korban gelombang besar dunia, maka peran yang harus dilakukan sektor pendidikan, khususnya pendidikan Islam adalah menyiapkan para lulusan yang memiliki kemampuan sains dan teknologi yang handal serta dikawal oleh keimanan dan ketaqwaan. Karena era global yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, ironisnya, mengabaikan nilai-nilai moral dan agama, yang disebabkan kecenderungan dunia modern ke arah rasionalisme, materialisme, pragmatisme, positivisme yang menyebabkan manusia modern mengalami krisis moral dan spiritual.
Tantangan zaman modern, bagaimanapun menuntut respon yang tepat dari sistem pendidikan Islam secara keseluruhan. Jika suatu masyarakat bangsa atau ummat tidak ingin hanya sekedar survive di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat tetapi juga berharap mampu tampil di depan, maka reorientasi pemikiran mengenai pendidikan Islam, dan. restrukturisasi sistem dan kelembagaan, jelas merupakan keniscayaan. Cara pandang yang menganaktirikan ilmu pengetahuan dan teknologi tampaknya tidak bisa dipertahankan lagi.
Mencapai semua itu tentu tak semudah mengatakannya. Hal ini disebabkan karena posisi pendidikan Islam kita secara real saat ini masih menunjukkan adanya berbagai kelemahan yang karenanya pula membuat dunia Islam belumlah mampu menyejajarkan diri apalagi unggul dalam percaturan modern global. Agaknya kita tak perlu menutup bahwa problem besar yang dihadapi dunia Islam adalah masalah mutu pendidikan. Dalam kaitan ini agaknya kita harus dapat menerima kenyataan bahwa berdasarkan berbagai laporan jurnal internasional mengenai mutu pendidikan tidak satupun negara Islam masuk dalam ranking papan atas, dan bahkan sebagian besarnya berada pada urutan papan bawah, Dan terkait dengan itu pula indeks mutu sumber daya manusia (Human Development Indeks) serta negara-negara Islam juga berada pada peringkat yang belum membanggakan. Walaupun demikian sehagai ummat yang memiliki potensi besar, dunia Islam optimis akan dapat mencapai cita-cita besar.
Kita melihat bahwa untuk mampu berkompetisi dalam percaturan global, dunia Islam sudah barang tentu. tidak boleh lagi mengabaikan upaya serius bagi pembenahan secara sistematis dan substantive dalam berbagai aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan sektor pendidikan. Dan pembenahan itu agaknya tidak lagi dapat ditunda-tunda dan bahkan harus dilakukan secara akse dan terukur yang kesemuanya itu diorientasikan pada peningkatan pencapaian mutu kompetitif para lulusan lembaga-lembaga pendidikan Islam pada semua tingkat dan jenjang.
Upaya pembenahan sebagaimana disebutkan diatas diakui bukanlah sesuatu yang mudah tapi cukup berat kalau tidak mau dikatakan sangat berat mengingat kondisi real yang dihadapi dan yang dialami oleh dunia pendidikan khusunya pendidikan Islam sebagainiana yang digambarkan di atas. Kondisi tersebut masih diperparah pula oleh aspek diluar pendidikan Islam tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan pendidikan Islam. Katakanlah diantaranya adalah aspek ekonorni, sosial budaya dan politik yang pada umumnya belum dapat menunjang dan berpihak kepada penguatan pendidikan Islam pada berbagai belahan dunia Islam. Oleh karena itu agaknya ada benarnya pandangan yang menyatakan bahwa bila pendidikan Islam ingin masuk dalam kancah persaingan global maka upaya peningkatan kapasitas dan standar mutu merupakan keniscayaan. Dan hal ini sudah barang tentu akan melibatkan upaya pembenahan dan bahkan perombakan yang intensif dan substantive terhadap semua komponen yang terkait dalam sistem pendidikan. Hal ini sudah jelas akan mendorong pelaku pendidikan Islam untuk tahap yang paling awal melakukan semacarn “pembedahan” yang komprehensif terhadap semua aspek yang berkaitan denga penyelenggraan pendidikan.
Untuk menyebutkan sebagian tanpa mengecilkan aspek lainnya duna pendidikan Islam perlu memberikan perhatian pada aspek-aspek mulai dari reorientasi konsep, restrukturisasi sistem dan kelembagaan, sampai pada rekonseptualisasi epistemologi ilmu pengetahuan yang berdampak pada perubahan dan pengembangan kurikulum, penguatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, kepemimpinan dan manajemen pendidikan serta aspek-aspek lainnya yang bersifat teknis dan operasional.

0 komentar :

Post a Comment