PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI
Diskursus
rnengenai kontribusi pendidikan Islam dalam upaya pengembangan sumber daya
insani yang purna dan komprehensif serta konrtibusinya dalam upaya pengentasan
masalah kemanusiaan pada umumnya, tentulah tidak dapat dilepaskan dan
pembicaraan yang objektif mengenai kedudukan dan posisi pendidikan Islam dalam
konstelasi dunia pendidikan pada umumnya. Secara konsep pendidikan Islam
diyakini memiliki kemampuan untuk mempersiapkan sumber daya insani yang kaffah
dan tangguh dalarn setiap perkembangan zaman termasuk dalam menghadapi
tantangan zaman dewasa ini yang ditandai dengan derasnya arus globalisasi yang
menterpa semua negara dan bangsa di dunia.
Salah
satu dampak langsung globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perkembangan bidang ini terus berlangsung bahkan pada abad ke-21 ini
telah terjadi loncatan penting. Penemuan dan penciptaan ilmiah muncul silih
berganti dan makin kerap, melipat dua setiap lima tahun. Proses globalisasi
juga memunculkan perkembangan dalam industri. Perkembangan industri menuntut
penemuan dan inovasi-inovasi baru bagi produk industri, kehadiran laboratorium-laboratorium
bagi penelitian hasil-hasil temuan teknologi untuk dipasarkan, tuntutan
kehadiran para ilmuwan yang mempunyai kemampuan berpikir analitik dan saintifik
serta kemampuan riset dari yang sederhana ke yang kompleks. Kemampuan untuk
terus berinovasi semacam itu jelas memerlukan jawaban konkret dunia pendidikan.
Selain
itu, di era global ini manusia seolah telah menjadi satu komunitas yang saling
pengaruh mempengaruhi antara satu sama lain. Karena itu, kehidupan global
menuntut penguasaan teknologi informasi yang merupakan faktor penting bagi eksistensi
suatu komunitas, bangsa dan bahkan ummat. Adanya berbagai penemuan dalam bidang
toknologi informasi dan komunikasi menyebabkan kekuasaan negara dalam arti
teritorial menjadi semakin kabur. Teknologi informasi dan komunikasi juga dapat
berpengaruh secara luas dalam bidang pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Kita
saat ini, misalnya, dapat juga memanfaatkan suatu proses pendidikan yang
bersifat maya (virtual) yang belum pernah ada sebehmmya. Hal ini membawa
implikasi bahwa pendidikan Islam harus mampu mempersiapkan generasi ummat
menjadi komunitas yang unggul (khaira ummah) dalam menghadapi kehidupan global
yang semakin lama semakin menggantungkan diri pada teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena tidaklah salah bila dikatakan
bahwa kelangsungan hidup suatu bangsa tanpa kecuali dihadapkan pada kemampuan interaksinya dengan
memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi tersebut dalam percaturan
antarbangsa. Dan itu pulalah sebabnya banyak pandangan yang menyatakan bahwa
globalisasi yang melanda masyarakat dunia saat ini selain membuka
peluang-peluang (opportunities) yang besar untuk pengembangan potensi
juga merupakan tantangan (threats) bagi setiap bangsa untuk bagaimana
tetap dapat eksis dan bahkan berkembang di tengah-tengah perubahan yang cepat.
Mencermati
perkembangan peradaban manusia sebagaimana dipaparkan di atas, dimana ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan motor penggerak utama anrus globalisasi, maka jika
tidak ingin menjadi korban gelombang besar dunia, maka peran yang harus
dilakukan sektor pendidikan, khususnya pendidikan Islam adalah menyiapkan para
lulusan yang memiliki kemampuan sains dan teknologi yang handal serta dikawal oleh
keimanan dan ketaqwaan. Karena era global yang sarat dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, ironisnya, mengabaikan nilai-nilai moral dan
agama, yang disebabkan kecenderungan dunia modern ke arah rasionalisme,
materialisme, pragmatisme, positivisme yang menyebabkan manusia modern
mengalami krisis moral dan spiritual.
Tantangan
zaman modern, bagaimanapun menuntut respon yang tepat dari sistem pendidikan Islam
secara keseluruhan. Jika suatu masyarakat bangsa atau ummat tidak ingin hanya
sekedar survive di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat
tetapi juga berharap mampu tampil di depan, maka reorientasi pemikiran mengenai
pendidikan Islam, dan. restrukturisasi sistem dan kelembagaan, jelas merupakan
keniscayaan. Cara pandang yang menganaktirikan ilmu pengetahuan dan teknologi
tampaknya tidak bisa dipertahankan lagi.
Mencapai
semua itu tentu tak semudah mengatakannya. Hal ini disebabkan karena posisi
pendidikan Islam kita secara real saat ini masih menunjukkan adanya berbagai
kelemahan yang karenanya pula membuat dunia Islam belumlah mampu menyejajarkan
diri apalagi unggul dalam percaturan modern global. Agaknya kita tak perlu
menutup bahwa problem besar yang dihadapi dunia Islam adalah masalah mutu
pendidikan. Dalam kaitan ini agaknya kita harus dapat menerima kenyataan bahwa
berdasarkan berbagai laporan jurnal internasional mengenai mutu pendidikan
tidak satupun negara Islam masuk dalam ranking papan atas, dan bahkan sebagian
besarnya berada pada urutan papan bawah, Dan terkait dengan itu pula indeks
mutu sumber daya manusia (Human Development Indeks) serta negara-negara
Islam juga berada pada peringkat yang belum membanggakan. Walaupun demikian
sehagai ummat yang memiliki potensi besar, dunia Islam optimis akan dapat
mencapai cita-cita besar.
Kita
melihat bahwa untuk mampu berkompetisi dalam percaturan global, dunia Islam
sudah barang tentu. tidak boleh lagi mengabaikan upaya serius bagi pembenahan
secara sistematis dan substantive dalam berbagai aspek yang terkait langsung
maupun tidak langsung dengan sektor pendidikan. Dan pembenahan itu agaknya
tidak lagi dapat ditunda-tunda dan bahkan harus dilakukan secara akse dan
terukur yang kesemuanya itu diorientasikan pada peningkatan pencapaian mutu
kompetitif para lulusan lembaga-lembaga pendidikan Islam pada semua tingkat dan
jenjang.
Upaya
pembenahan sebagaimana disebutkan diatas diakui bukanlah sesuatu yang mudah tapi
cukup berat kalau tidak mau dikatakan sangat berat mengingat kondisi real yang
dihadapi dan yang dialami oleh dunia pendidikan khusunya pendidikan Islam sebagainiana
yang digambarkan di atas. Kondisi tersebut masih diperparah pula oleh aspek
diluar pendidikan Islam tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan pendidikan
Islam. Katakanlah diantaranya adalah aspek ekonorni, sosial budaya dan politik
yang pada umumnya belum dapat menunjang dan berpihak kepada penguatan
pendidikan Islam pada berbagai belahan dunia Islam. Oleh karena itu agaknya ada
benarnya pandangan yang menyatakan bahwa bila pendidikan Islam ingin masuk
dalam kancah persaingan global maka upaya peningkatan kapasitas dan standar
mutu merupakan keniscayaan. Dan hal ini sudah barang tentu akan melibatkan
upaya pembenahan dan bahkan perombakan yang intensif dan substantive terhadap
semua komponen yang terkait dalam sistem pendidikan. Hal ini sudah jelas akan
mendorong pelaku pendidikan Islam untuk tahap yang paling awal melakukan
semacarn “pembedahan” yang komprehensif terhadap semua aspek yang berkaitan
denga penyelenggraan pendidikan.
Untuk
menyebutkan sebagian tanpa mengecilkan aspek lainnya duna pendidikan Islam
perlu memberikan perhatian pada aspek-aspek mulai dari reorientasi konsep,
restrukturisasi sistem dan kelembagaan, sampai pada rekonseptualisasi
epistemologi ilmu pengetahuan yang berdampak pada perubahan dan pengembangan
kurikulum, penguatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, kepemimpinan
dan manajemen pendidikan serta aspek-aspek lainnya yang bersifat teknis dan
operasional.
0 komentar :
Post a Comment