PENGERTIAN HADIST
Yang
dimaksud Al-hadis (Sunnah) dalam pembahasan ini adalah segala apa yang datang
dari Nabi Muhammad Saw., baik berupa perbuatan, perkataan, persetujuan (taqrir)
dan sebagainya dalam fungsi beliau sebagai Rasulullah.
Al-hadis
merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an. Al-hadis sebagai
sumber ajaran Islam setelah Al-Qur’an, berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Al-Qur’an
yang bersifat global, pemberi pedoman tentang pelaksanaan aturan-aturan yang
terdapat dalam Al-Qur’an, dan menta’kidkan ayat-ayat Al-Qur’an serta
menerangkan sssuatu yang belum dijelaskan secara riil dalam Al-Qur’an, misalnya
dalam surat Al-Baqarah : 43 berbunyi:
Artinya:
“Dan
dirikanlah shalat”.[1]
Ayat
tersebut masih bersifat global, sehingga Rasulullah Saw. menjelaskan bagaimana
cara mengerjakan shalat, berapa kali dilaksanakan, berapa rakaatnya,
bacaan-bacaanya, dan tata cara pelaksanaanya. Sebagaimana dalam sabdanya:
Artinya:
Shalatlah kamu
sekalian, sebagaimana engkau melihat cara aku shalat.[2]
Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa Al-hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur’an, yang juga kandungannya mengatur tentang urusan hidup, baik
hidup secara pribadi, keluarga dan bermasyarakat, sehingga pada akhirnya
manusia tidak akan hina dan tersesat dalam kehidupannya jika tetap berpegang
teguh kepada Al-Qur’an dan Al-hadis. Sebagaimana Sabda Rasulullan Saw:
Artinya:
“sesunguhnya saya telah meninggalkan
untukmu dua perkara (pedoman), kamu sekalian tidak akan tersesat selama kamu berpegang
kepadanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi.[3]
Demikian,
uraian tentang dasar-dasar ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Al-hadis, yang
merupakan pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam mengatur segala aktivitas
dalam kehidupannya yang harus ditaati dan dilaksanakan dalam rangkan
mendapatkan kebahagian di dunia maupun di akhirat. Kedua dasar tersebut, telah
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, sehingga semua persoalan dan
permasalahan yang dihadapi oleh manusia harus dikembalikan kepada sumber dasar
ajaran Islam tersebut, sebagaimana firman Allah Surat An-Nisaa’ 59 yang
berbunyi:
Artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri
diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalilah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah).[4]
0 komentar :
Post a Comment