KEBENARAN
Sesungguhnya, terdapat berbagai teori tentang rumusan
kebenaran. Namun secara tradisional, kita mengenal 3 teori kebenaran yaitu
koherensi, korespondensi dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982).
Sementara, Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran dalam ilmu, yaitu :
kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran performatif, kebenaran
pragmatik dan kebenaran proposisi. Bahkan, Noeng Muhadjir menambahkannya satu
teori lagi yaitu kebenaran paradigmatik. (Ismaun; 2001)
a. Kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau
keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang
lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun
nilai. Koherensi ini bisa pada tatanan sensual rasional mau pun pada dataran
transendental.
b.Kebenaran korespondensi
Berfikir benar korespondensial adalah berfikir tentang
terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi relevan
dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan
fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya
spesifik
c.Kebenaran performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam
tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis
yang teoritik, maupun yang filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual.
Sesuatu benar bila memang dapat diaktualkan dalam tindakan.
d.Kebenaran pragmatik
Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan
yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
e.Kebenaran proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak
konsep kompleks, yang merentang dari yang subyektif individual sampai yang
obyektif. Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar.
Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai dengan persyaratan
formal suatu proposisi. Pendapat lain yaitu dari Euclides, bahwa proposisi
benar tidak dilihat dari benar formalnya, melainkan dilihat dari benar
materialnya.
f.Kebenaran struktural paradigmatik
Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik ini
merupakan perkembangan dari kebenaran korespondensi. Sampai sekarang analisis
regresi, analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya masih dimaknai
pada korespondensi unsur satu dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan
struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena akan mampu memberi
eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh.
0 komentar :
Post a Comment