PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan usaha untuk menambah kecakapan,
keterampilan, pengertian dan sikap seseorang melalui belajar dan pengalaman
yang diperlukan untuk memungkinkan ia mempertahankan dan melangsungkan hidup
serta untuk mencapai tujuan hidupnya. Usaha ini terdapat baik dalam masyarakat
yang terkebelakang maupun masyarakat yang maju.[1] Oleh
karena itu, dalam kenyataannya pengertian atau definisi tentang pendidikan
berbeda-beda.
Secara terminologis pendidikan mempunyai beberapa
pengertian. Dalam Ensiklopedia Indonesia ditemukan pengertian pendidikan yaitu proses membimbing manusia dari
kegelapan kebodohan kepada kecerahan pengetahuan.[2] Hassan
Langgulung mengemukakan bahwa dalam arti luas pendidikan bermakna mengubah dan memindahkan nilai
kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat.[3]
Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan yang
biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada
anak-anak atau orang yang sedang dididik.[4]
Sementara itu Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan yang
dikutip oleh Mappanganro bahwa pendidikan
adalah bimbingan daya manusia baik jasmaniah, akliah, maupun rohaniah
dengan apa yang dapat menjadikannya tumbuh dan berkembang serta bergerak
sehingga sampai pada kesempurnaan diri sendiri. Dalam hal ini, pendidikan
berbeda dengan pengajaran, karena pengajaran adalah mengajarkan ilmu yang dapat
membantu pendidikan atas penyempurnaan
manusia atau dalam istilah lain pengajaran
adalah pemberian ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengajaran merupakan bagian dari proses
pendidikan.
Pengertian pendidikan
yang dikemukakan di atas, dapat bermakna deskriptif dan normatif. Secara
deskriptif, pendidikan menggambarkan
bagaimana proses pendidikan itu terjadi
atau terlaksana dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Sedangkan secara
normatif mengungkapkan tujuan apa yang ingin dicapai dalam proses
pendidikan itu. Oleh karena itu,
pengertian normatif menggambarkan ketergantungan kepada nilai-nilai yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan yang harus dicapai. Akan tetapi, adapula yang
mencakup keduanya seperti yang dikemukakan oleh Rasyid Ridha yang dilansir oleh
Mappanganro bahwa pengertian dan pendefenisiannya tergantung dari waktu dan
tempat serta dari pandangan hidup, konsep pemikiran atau prinsip-prinsip yang
dianut oleh individu, masyarakat dan negara yang bersangkutan.[5]
Selain itu, terdapat pula beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh pakar-pakara pendidikan lainnya, yiatu:
1.
Menurut Azyumardi Azra, pendidikan adalah suatu proses di mana suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi
tujuan hidup secara efektif dan efesien.[6]
2.
Menurut John Dewey bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan
fundamental, secara intelektual dan emosional, ke arah alam sesama manusia.[7]
3.
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan pada umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellect)
dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.[8]
Dengan demikian, pendidikan lebih dari pada sekedar pengajaran, karena
dalam kenyataannya pendidikan adalah
proses di mana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran
diri di antara individu-individu. Dengan kesadaran yang ada, suatu bangsa atau
negara dapat mewariskan khazanah intelektual, kekayaan budaya, dan
pemikiran-pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga pada gilirannya
menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan. Itu berarti
pendidikan benar-benar merupakan latihan
fisik, mental dan moral bagi individu-individu, supaya menjadi manusia yang
berbudaya (baca; berpengetahuan). Orang-orang terdidik mampu memenuhi dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia dan warga negara yang
bermanfaat bagi negara atau bangsanya.
[1] Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah (Cet.
I; Ujung Pandang: Yayasan Ahkam, 1996), h. 9
[2] Lihat, Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia 5 (Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1983), h. 2626
[3] Lihat, Hassan
Langgulung, Pendidikan dan Peradaban
Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1985), h. 3
[6] Lihat, Azyumardi Azra, Esei-Esei
Intelktual Muslim dan Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), h. 3
[7] Khurshid Ahmad, Prinsip-Prinsip
Pendidikan Islam, alih bahasa M. Hashem, (Cet. I: Bandung: t. tp., 1958), h. 9, lihat Pula, Azyumardi Azra, op.cit.,
h. 4
0 komentar :
Post a Comment