PENGERTIAN PENDIDIKAN

Saturday, 8 March 2014

PENGERTIAN PENDIDIKAN




Pendidikan merupakan usaha untuk menambah kecakapan, keterampilan, pengertian dan sikap seseorang melalui belajar dan pengalaman yang diperlukan untuk memungkinkan ia mempertahankan dan melangsungkan hidup serta untuk mencapai tujuan hidupnya. Usaha ini terdapat baik dalam masyarakat yang terkebelakang maupun masyarakat yang maju.[1] Oleh karena itu, dalam kenyataannya pengertian atau definisi tentang pendidikan berbeda-beda.
Secara terminologis pendidikan mempunyai beberapa pengertian. Dalam Ensiklopedia Indonesia ditemukan pengertian pendidikan  yaitu proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan kepada kecerahan pengetahuan.[2] Hassan Langgulung mengemukakan bahwa dalam arti luas pendidikan  bermakna mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat.[3] Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa pendidikan  adalah proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang yang sedang dididik.[4]
Sementara itu Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan yang dikutip oleh Mappanganro bahwa pendidikan  adalah bimbingan daya manusia baik jasmaniah, akliah, maupun rohaniah dengan apa yang dapat menjadikannya tumbuh dan berkembang serta bergerak sehingga sampai pada kesempurnaan diri sendiri. Dalam hal ini, pendidikan berbeda dengan pengajaran, karena pengajaran adalah mengajarkan ilmu yang dapat membantu pendidikan  atas penyempurnaan manusia atau dalam istilah lain pengajaran  adalah pemberian ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa  pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan.
Pengertian pendidikan  yang dikemukakan di atas, dapat bermakna deskriptif dan normatif. Secara deskriptif, pendidikan  menggambarkan bagaimana proses pendidikan  itu terjadi atau terlaksana dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Sedangkan secara normatif mengungkapkan tujuan apa yang ingin dicapai dalam proses pendidikan  itu. Oleh karena itu, pengertian normatif menggambarkan ketergantungan kepada nilai-nilai yang telah ditentukan terlebih dahulu dan yang harus dicapai. Akan tetapi, adapula yang mencakup keduanya seperti yang dikemukakan oleh Rasyid Ridha yang dilansir oleh Mappanganro bahwa pengertian dan pendefenisiannya tergantung dari waktu dan tempat serta dari pandangan hidup, konsep pemikiran atau prinsip-prinsip yang dianut oleh individu, masyarakat dan negara yang bersangkutan.[5]
Selain itu, terdapat pula beberapa pengertian yang dikemukakan oleh pakar-pakara pendidikan lainnya, yiatu:
1.      Menurut Azyumardi Azra, pendidikan  adalah suatu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efesien.[6]
2.      Menurut John Dewey bahwa pendidikan  adalah proses pembentukan kecakapan fundamental, secara intelektual dan emosional, ke arah alam sesama manusia.[7]
3.      Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.[8]
Dengan demikian, pendidikan  lebih dari pada sekedar pengajaran, karena dalam kenyataannya pendidikan  adalah proses di mana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu. Dengan kesadaran yang ada, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan khazanah intelektual, kekayaan budaya, dan pemikiran-pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga pada gilirannya menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan. Itu berarti pendidikan  benar-benar merupakan latihan fisik, mental dan moral bagi individu-individu, supaya menjadi manusia yang berbudaya (baca; berpengetahuan). Orang-orang terdidik mampu memenuhi dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia dan warga negara yang bermanfaat bagi negara atau bangsanya.


[1] Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah (Cet. I; Ujung Pandang: Yayasan Ahkam, 1996), h. 9
[2] Lihat, Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia 5 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1983), h. 2626
[3] Lihat, Hassan Langgulung, Pendidikan  dan Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1985), h. 3
[4] Lihat, Hassan Langgulung,  Manusia dan Pendidikan (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986),   h. 32
[5] Lihat, Mappanganro, op.cit., h. 10
[6] Lihat, Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelktual Muslim dan Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), h. 3
[7] Khurshid Ahmad, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, alih bahasa M. Hashem, (Cet. I: Bandung: t. tp., 1958), h. 9, lihat Pula, Azyumardi Azra, op.cit., h. 4
[8] Lihat, Ibid

0 komentar :

Post a Comment